Senin 09 Mar 2020 20:27 WIB

62 Calon Tenaga Kesehatan Haji Ikut Pelatihan Kompetensi

Bila ditemukan gangguan psikopatologi berat maka akan dipertimbangkan diganti.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sebanyak 62 calon tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) tahun 2020 mengikuti pelatihan  kompetensi. Pelatihan ini diikuti 62 peserta yang terdiri 22 dokter dan 40 perawat. Senin (8/3).(Republika/Ali Yusuf)
Foto: Republika/Ali Yusuf
Sebanyak 62 calon tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) tahun 2020 mengikuti pelatihan kompetensi. Pelatihan ini diikuti 62 peserta yang terdiri 22 dokter dan 40 perawat. Senin (8/3).(Republika/Ali Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan menggelar pelatihan kompetensi bagi calon tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) tahun 2020. Pelatihan ini diikuti 62 peserta yang terdiri 22 dokter dan 40 perawat. 

"TKHI ini berasal dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) khususnya dari Provinsi Lampung hadir dalam pelatihan kompetensi," kata Penanggung Jawab kegiatan validasi berkas rekrutmen dari Puskeshaji dokter Enny Nuryanti kepada Republika, Senin (9/3).

Enny menuturkan, pada pelatihan kompetensi ini juga peserta dilakukan validasi berkas, test minnesota mutiphasic Inventory (MMPI), tes napza dan tes kebugaran bagi TKHI. Pelatihan digelar di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Selatan selama delapan hari dari tanggal 9-18 Maret.

"Seperti biasa setiap pelatihan kompetensi TKHI sebelumnya pelatihan ini diawali dengan validasi berkas, tes MMPI, tes narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza) dan tes kebugaran," katanya.

Enny menuturkan, validasi berkas bertujuan untuk membuktikan bahwa dokumen dan formulir rekrutmen petugas yang telah diupload oleh calon petugas dalam sistem rekrutmen online valid.  Sementara tes MMPI dan wawancara bertujuan untuk mengetahui gambaran dimensi-dimensi kepribadian dan psikopatologi yang penting calon petugas secara akurat. 

"Bila ditemukan gangguan psikopatologi berat maka calon petugas akan dipertimbangkan untuk diganti," katanya.

Tes napza kata Enny, bertujuan untuk mendeteksi potensi masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya oleh calon petugas. Bila ditemukan positif maka calon petugas akan diganti. 

Sementara tes kebugaran bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jantung dan paru calon petugas. Dalam melayani jamaah haji di Arab Saudi diperlukan petugas yang handal dan tangguh. "Tes kebugaran menggunakan metode rockport yaitu lari kecil sepanjang 1,6 km," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement