Ahad 05 Apr 2020 00:03 WIB

Momen Ka'bah Disucikan dari Berhala

Waktu itu masyarakat keturunan di Makkah banyak melakukan penyimpangan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Kabah
Foto: ROL/Sadly Rachman
Kabah

REPUBLIKA.CO.ID,  Ka'bah adalah tempat yang istimewa, karena merupakan rumah suci tempat manusia berkumpul. Ka'bah sejatinya menjadi titik kumpul manusia dari seluruh penjuru dunia hanya untuk penyembahan kepada Allah SWT.

Setelah Nabi Ibrahim dan Ismail meninggikan fondasi Ka'bah, kewajiban akan menunaikan ibadah haji pun turun. Ka'bah kemudian menjadi pusat pelaksanaan ibadah haji.

Namun, seiring waktu masyarakat keturunan di Makkah banyak melakukan penyimpangan dengan menjadikan berhala sebagai sesembahan. Bahkan, berhala-berhala itu ditempatkan di sekeliling Ka'bah. Penduduk Makkah pun lebih tertarik mengimani benda-benda seperti bulan, matahari, dan bintang.

Kedatangan Islam lalu membawa perubahan, khususnya di Baitul Haram di Makkah. Setelah beberapa lama digunakan sebagai tempat penyembahan berhala, fungsi Ka'bah kemudian dikembalikan lagi sebagai tempat penyembahan kepada Allah yang Esa.

Sastrawan yang juga Dosen di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Maliki Malang, Ustaz Halimi Zuhdy, mengatakan, berhala-berhala yang begitu gagah mengelilingi Ka'bah pada akhirnya harus hancur berkeping-keping setelah terjadinya peristiwa Fathu Makkah. Ia mengatakan, kala itu setidaknya ada 360 berhala dengan berbagai nama dan jenisnya, dengan berbagai tugas dan fungsinya.

"Pada 8 Hijriyah bertepatan dengan 25 Ramadhan, patung al-Uzza tergeletak di tanah, disusul dengan patung-patung lainnya," kata Ustaz Halimi, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Jumat (3/4).

Puncak penguasaan kaum Muslimin terhadap wilayah Makkah dan bangunan Ka'bah terjadi ketika Rasulullah SAW mulai menduduki kembali kota suci itu pada peristiwa Futuh Makkah. Nabi Muhammad SAW kembali setelah bertahun-tahun ia meninggalkan Makkah dan hijrah ke kota Madinah.

Rasulullah SAW hijrah ke Madinah akibat penganiyaan dan perlakukan keji kaum kafir Quraisy kepadanya dan para pengikutnya. Di Madinah itulah, Allah menurunkan ayat-ayat suci Alquran yang disebut dengan ayat Madaniyah.

Dengan petunjuk Allah, Nabi SAW membangun kekuatan dan kestabilan umatnya di kota Madinah. Kota itu kuat baik dalam aspek sosial, ekonomi dan politik. Kekuatan pasukan Rasulullah SAW pun semakin besar. Sehingga pada tahun ke-8 Hijriyah, atas pertolongan Allah, Nabi SAW mulai memasuki kota Makkah dari arah Madinah.

Kala itu, Nabi SAW menerapkan strategi dengan membagi pasukannya. Khalid bin Walid ra bersama pasukannya masuk dari arah kiri, dan Abu Ubaidillah memimpin pasukan yang berjalan kaki. Sedangkan Rasulullah SAW masuk bersama pasukan dalam kawalan kaum Anshar dan Muhajirin.

Di pihak kaum Quraisy, kekuatan mereka sudah mulai luluh lantak lantaran banyak pemuka Quraisy yang tadinya membenci Islam menjadi berbalik masuk Islam. Tercatat hanya ada delapan orang yang meninggal dalam perlawanan kecil yang dihadapi Khalid bin Walid dalam peristiwa Futuh Makkah itu.

Pasukan Muslimin kemudian berkumpul di puncak Bukit Safa, perbatasan Masjid al-Haram. Setelah kondisi terkendali di bawah pasukan Muslim, Rasulullah SAW turun dan mendekati Hajar Aswad sembari menunggangi untanya.

Penulis buku berjudul "Sejarah Haji & Manasik" ini mengatakan, saat itu Nabi Muhammad SAW langsung menuju Masjid al-Haram dan menyalami Hajar Aswad. Beliau lantas mengecup Hajar Aswad dan melanjutkan dengan tawaf di sekitar bangunan Ka'bah yang dipenuhi berhala. Saat itu, Rasulullah SAW disebutkan membawa busur panah. Beliau lantas menghancurkan seluruh berhala yang ada di atap Ka'bah dengan tongkat.

"Dan untuk membersihakn Ka'bah dari berhala serta Jazirah Arab dari kesyirikan, Nabi saat itu bersama brigade-brigade handal. Ada brigade khalib bin walid yang dikirim ke al-Uzzah, brigade Amr bin Ash ke Sawa', dan Sa'ad bin Zaid ke Manah," tambahnya.

Seperti dinukilkan dari buku berjudul "The Power of Kabah" karya Zainurrofieq Lc, setelah menghancurkan berhala Rasulullah kemudian meminta kunci Ka'bah kepada salah satu penjaga dari suku Quraisy, Utsman bin Thalhah. Saat masuk ke dalam bangunan Ka'bah, Nabi SAW membuang gambar-gambar Nabi Ibrahim dan Ismail yang dibuat oleh kaum kafir Quraisy. Di dalamnya, beliau juga melaksanakan shalat dan berkeliling ruangan sembari membaca Allahu Akbar.

Selanjutnya, Nabi SAW berdiri di pintu Ka'bah dan menyampaikan khutbah. Ia menyampaikan tentang keesaan Allah. Semua kaum Quraisy yang hadir saat itu merasa khawatir jika Nabi MUhammad SAW akan memberikan hukuman dan mengusir mereka. Namun, Nabi SAW justru memaafkan kesalahan mereka sebagaimana Nabi Yusuf memaafkan saudara-saudaranya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement