Kamis 09 Apr 2020 07:32 WIB

Mengerjakan Soal Ujian dari Allah SWT

Allah SWT memberi pesan agar manusia tidak merugi

Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof. Dr. Mukhtasor, Ketua Pembina LAZNAS LMI

Kita tidak memilih hidup di zaman kita. Generasi lalu dan generasi penerus juga tidak memilih masa untuk mereka. Kita semua tidak memilih dimana dilahirkan. Kehidupan ini adalah anugerah. Sekaligus ujian dari Allah subhanaHu wata'ala, Sang Maha Pencipta. Untuk apa ujian ini? Untuk menguji kita, siapakah diantara kita yang paling baik amal perbuatannya (QS. Al Mulk, 67:2).

Kesadaran akan hal ini adalah kompas arah untuk keberhasilan hidup di dunia. Kesadaran kita untuk terus-menerus berupaya membuktikan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah subhanaHu wata'ala. Juga kesadaran bahwa semua jenis ujian adalah medan untuk beramal dan berkarya. Bahkan, ia adalah pintu kembali kepada-Nya sebagai syuhada' (QS. Ali Imron, 3:140).

Allah subhanaHu wata'ala memberi pesan agar manusia tidak merugi (QS. Al 'Ashr, 103:1-3). Untuk itulah, setelah tema iman, amal dan ikhlash, kita juga memperkuat sense of timing. Berperan sesuai dengan masanya. On time. Para ulama menyebut istilah fardlu zaman. Kewajiban yang hadir karena masanya telah tiba. Kita menyediakan diri mengisi waktu-waktu dengan menunaikan tugas sesuai dengan urgensinya.

 

Pada masa krisis Covid-19 sekarang ini, urgensi yang pertama adalah work from home, study at home, and physical distancing. Ini untuk mencegah penyebaran virus yang tak terkendali. 

Urgensi yang kedua adalah berperan untuk memenuhi tuntutan zaman kita. Mengerahkan daya spiritual, daya pikir, daya upaya, dan semua kemampuan kita untuk menyelamatkan diri, keluarga, dan umat manusia. 

Makna work from home, study at home and physical distancing bukanlah berarti kita berhenti dan berdiam diri. Kita tetap berkarya dengan cara kita. Bagaimanapun keadaannya. Berkarya untuk diri dan keluarga. Berkarya untuk umat dan bangsa sesuai dengan kompetensi kita.

Para tenaga medis tetap berada di garis terdepan menolong pasien. Para pemangku amanah tetap melayani kepentingan publik. Memitigasi krisis. Mereka menyelesaikan ujian-Nya dengan cara masing-masing yang khas. Para ahli mendayagunakan segala kemampuannya untuk membimbing umat. Menyediakan solusi. Menghadirkan kualitas layanan. On quality. 

Ada yang memberi pencerahan. Ada yang memberi contoh. Ada yang menyediakan perawatan dan pengobatan. Ada yang melakukan fund raising atau crowd funding. Ada yang menghadirkan teknologi tepat guna bagi masyarakat yang terdampak.

Lebih dari itu, rangkaian peristiwa ini disertai oleh dampak ekonomi yang luar biasa. Mereka yang lemah terdampak paling parah. Pekerjaannya terganggu. Bahkan bisa hilang. Para pekerja harian, pedagang keliling, dan pelaku ekonomi informal lainnya. Mereka membutuhkan solusi kebutuhan pokok keluarganya, juga gizi dan stamina untuk bertahan di era virus Corona. Mereka yang berada pada garis kemiskinan jatuh merosot lebih bawah lagi. Kaum dzuafa' meningkat jumlahnya. 

Waktunya kita memperbanyak bersedekah. Mengajak ummat agar mereka berperan serta. Mengerahkan kemampua kita. On resources.

Memberi solusi bagi kaum lemah bukanlah semata-mata untuk meringankan beban mereka.  Namun ini adalah tuntutan kewajiban dan sekaligus bagian dari solusi yang diberikan oleh Allah subhanaHu wata'ala agar keluar dari persoalan-persoalan kita.

Rasulullah shalaLlahu 'alaihi wassalam bersabda,

أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ،  فَإِنَّمَا  تُرْزَقُوْنَ  وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ

“Carikan untukku orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang yang lemah (diantara) kalian.”(Dishahihkan Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 779)

Jadi, apakah peran yang dapat kita perbuat sekarang? Itulah agenda penting kita bersama-sama.

Being at home does not mean you are free. You got to be bussy with what you can to serve our family, our nation and the ummah. Lets keep stay relevant at any case of our ummah dan humanity.

Semoga Allah subhanaHu wata'ala memperkuat kita istiqomah untuk terus bergerak. Berdzikir, berpikir dan berkarya. Allah subhanaHu wata'ala, para malaikat dan orang-orang yang beriman menjadi saksi atas apa yang kita kerjakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement