Jumat 08 May 2020 19:35 WIB
Israel

Amerika Serikat Segera Akui Kedaulatan Israel di Tepi Barat

Soal pengakuan keadulatan Israel di Tepi Barat

 Pasukan Militer Israel mencegah seorang buruh Palestina memasuki wilayah Israel setelah secara ilegal melintasi pagar keamanan Israel di dekat kota Hebron Tepi Barat, Selasa (5/5). Pekerja Palestina mencoba memasuki area perbatasan Israel untuk bekerja setelah larangan masuk diberlakukan di tengah kekhawatiran atas penyebaran pandemi COVID-19.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Pasukan Militer Israel mencegah seorang buruh Palestina memasuki wilayah Israel setelah secara ilegal melintasi pagar keamanan Israel di dekat kota Hebron Tepi Barat, Selasa (5/5). Pekerja Palestina mencoba memasuki area perbatasan Israel untuk bekerja setelah larangan masuk diberlakukan di tengah kekhawatiran atas penyebaran pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID -- YERUSALEM -- Amerika Serikat siap mengakui kedaulatan Israel atas Tepi Barat dalam beberapa minggu mendatang. Duta Besar AS mengatakan mereka tengah mempersiapkan sejumlah langkah sebelum pengakuan resmi.

"Washington tidak bermaksud memaksakan persyaratan baru untuk pengakuan resmi," kata David Friedman pada Rabu (7/5), seperti dikutip Anadolu Agency.

Menurut dia, AS akan mengakui kedaulatan Israel setelah pemetaan rampung, pembangunan permukiman Israel di Area C diberhentikan, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setuju untuk berunding dengan Palestina sesuai dengan rencana perdamaian AS.

"Karena bukan AS yang mendeklarasikan kedaulatan, melainkan pemerintah AS. Setelah itu, AS siap untuk mengakuinya," kata dia lagi.

Israel diperkirakan akan melakukan aneksasi pada 1 Juli, sebagaimana disepakati antara Netanyahu dan pimpinan Partai Biru-Putih Benny Gantz. Rencana perdamaian yang diusulkan AS atau "Kesepakatan Abad Ini" mencakup penunjukan Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tak terbagi" dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat.

Menurut para pejabat Palestina, di bawah rencana tersebut, Israel akan mencaplok 30-40 persen wilayah Tepi Barat, termasuk seluruh area Yerusalem Timur.

Rencana tersebut telah menuai kecaman luas dari negara-negara Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, yang mendesak semua negara anggotanya untuk tidak terlibat dalam rencana ini atau bekerja sama dengan pemerintah AS dalam mengimplementasikannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement