Jumat 29 May 2020 10:58 WIB

Kasus DBD di Sukabumi Capai 332 dan 3 Orang Meninggal

Ketiga orang yang meninggal tersebut rata-rata masih balita.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agus raharjo
Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/2).
Foto: Antara/Budiyanto
Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sepanjang Januari hingga April 2020 tercatat sebanyak 332 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi. Jumlah kasus ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi.

"Selama empat bulan terakhir kasus DBD bertambah banyak jadi 332 kasus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati kepada Republika.co.id, Jumat (29/5). Tahun sebelumnya dalam rentang waktu yang sama mencapai sebanyak 349 kasus DBD.

Selain itu, dalam rentang waktu itu juga ada penambahan kasus demam dengue (DD) menjadi sebanyak 212 orang. Sementara kasus dengue syok syndrom (DSS) mencapai sebanyak 18 kasus.

Padahal, pada tahun sebelumnya hanya sebanyak 11 kasus DSS. Selain itu ada tiga orang yang meninggal dunia yakni di bulan Januari sebanyak 1 orang dan Maret 2 orang.

Ketiga orang yang meninggal tersebut rata-rata masih balita yakni berusia 5 tahun dan 2 tahun. Lulis menerangkan, meninggalnya penderita DBD ini dengue syok syndrom.

Selain itu ada penyakit penyerta yang menyebabkan kondisi pasien memburuk pada saat penanganan di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Lebih lanjut Lulis menerangkan, dari data ini menunjukkan belum ada peningkatan kasus dibanding tahun sebelumnya.

Kenaikan hanya terjadi pada jumlah kematian pada 2019 hanya sebanyak dua kasus. Sehingga upaya kewaspadaan harus tetap dilakukan. Di antaranya lanjut Lulis, dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus.

Gerakan itu yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air minum. Selain itu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum dan toren air.

Selanjutnya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

Di sisi lain upaya lainnya atau plus seperti menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Upaya lainnya yang harus dilakukan adalah membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meminta warga tetap mewaspadai penyebaran penyakit DBD di tengah pandemi Covid-19. Sebab dikhawatirkan kasusnya mengalami kenaikan.

Sehingga pemkot meminta warga menggalakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing. Sebab nyamuk berkembang biak di genangan air dan harus jadi perhatian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement