REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan, setidaknya 211 pencari suaka yang sedang dalam perjalanan ke Eropa telah dikembalikan ke Tripoli, Libya. Di antara pada migran adalah perempuan dan anak-anak, sementara satu orang dilaporkan hilang di lautan.
"Dalam sepekan terakhir, hampir 700 pencari suaka berusaha melarikan diri dari Libya dan dikembalikan ke tahanan," kata Kepala Misi IOM di Libya, Federico Soda, dilansir Anadolu Agency.
Libya adalah titik transit utama bagi para pencari suaka yang menuju ke Eropa. Soda mengatakan, staf IOM sudah tidak bisa lagi memberikan bantuan yang diperlukan termasuk pemeriksaan medis sejak pandemi virus corona.
Dilansir Aljazirah, sejak pandemi virus corona, badan penyelamat maritim seperti Ocean Viking dan Sea-Watch telah menghentikan operasi penyelamatan migran. Selain itu, pembatasan perjalanan menjadi kendala bagi badan migrasi internasional untuk menerbangkan kembali para pengungsi yang paling rentan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Eropa telah bermitra dengan penjaga pantai dan pasukan Libya lainnya untuk menghentikan aliran migran. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan upaya-upaya itu menyebabkan para migran mendekam di pusat-pusat penahanan yang kotor dan penuh sesak. Mereka juga kerap kekurangan makanan dan air bersih yang memadai.
Pandemi dan gelombang konflik yang terjadi di Tripoli telah membuat ribuan orang mencoba mencari kehidupan yang lebih baik ke Eropa. Sebagian besar migran melakukan perjalanan berbahaya dengan perahu karet yang tidak dilengkapi dengan peralatan keamanan. IOM mengatakan, bulan lalu, jumlah migran yang tewas di Laut Mediterania telah meningkat melampaui 20.000 sejak 2014.
Berita ini diterbitkan di: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/libyan-coastguard-returns-211-asylum-seekers-to-tripoli/1857114
Ikuti Whatsapp Channel Republika
