Jumat 29 May 2020 20:58 WIB

Bank Dunia Setujui Bantuan 250 Juta Dolar AS untuk Indonesia

Bantuan Bank Dunia digunakan untuk program tanggap darurat atasi pandemi Covid-19.

Petugas mengambil sampel lendir dengan teknik swab hidung dan tenggorokan kepada peserta tes PCR (Polymerase Chain Reaction) keliling di Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Lebih dari 200 orang yang terdiri dari tenaga medis di RSUD dr Iskak Tulungagung dan tiga puskesmas penyangga COVID-19, serta pasien berstatus PDP yang dkarantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, diperiksa sampel lendir tenggorokannya untuk mendeteksi infeksi virus Corona atau SARS-Cov-2
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Petugas mengambil sampel lendir dengan teknik swab hidung dan tenggorokan kepada peserta tes PCR (Polymerase Chain Reaction) keliling di Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (29/5/2020). Lebih dari 200 orang yang terdiri dari tenaga medis di RSUD dr Iskak Tulungagung dan tiga puskesmas penyangga COVID-19, serta pasien berstatus PDP yang dkarantina di Rusunawa IAIN Tulungagung, diperiksa sampel lendir tenggorokannya untuk mendeteksi infeksi virus Corona atau SARS-Cov-2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pendanaan 250 juta dolar AS atau sekitar Rp3,75 triliun untuk mendukung program tanggap darurat Indonesia dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Bantuan ini dikonfirmasi oleh Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (29/5).

Kahkonen memastikan program pembiayaan ini juga sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.

Baca Juga

"Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menghadapi Covid-19 dan mengurangi dampak pandemi ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial," kata Kahkonen.

Kahkonen menambahkan, tindakan penanganan pandemi sangat penting bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi jumlah kemiskinan dan melindungi modal manusia Indonesia. Fokus dari pendanaan ini adalah untuk memperkuat aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi Covid-19, termasuk melengkapi fasilitas rujukan di bawah Kementerian Kesehatan.

Selain itu, juga untuk meningkatkan persediaan alat pelindung diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk layanan yang berkualitas. Dengan belajar dari penanggulangan dampak Covid-19, program tersebut akan mendukung kesiapan dalam penyebaran penyakit menular di masa depan melalui pelaporan yang lebih baik dan pengawasan yang lebih kuat.

Program ini juga siap mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan akan menyasar para pasien yang paling berhak mendapatkan manfaat utama. Kemudian, bantuan akan menyasar para penerima fasilitas kesehatan yang layak seperti penduduk rentan maupun orang tua yang berisiko tinggi dan mempunyai penyakit kronis, serta tenaga kesehatan.

Pendanaan ini terkoordinasi dengan program 250 juta dolar AS bersama dari Bank Investasi dan Infrastruktur Asia (AIIB) dan pembiayaan paralel sebesar 200 juta dolar AS dari Bank Pembangunan Islam (IsDB). Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pemerintah telah menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 di sektor kesehatan, sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu, melalui dukungan Bank Dunia, ia menegaskan komitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan.

"Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk program ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement