Ahad 31 May 2020 01:41 WIB

Ibu Korban Penembakan di Louisville Minta Unjuk Rasa Damai

Pengunjuk rasa berencana untuk terus turun ke jalan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Ibu dari Breonna Taylor, seorang perempuan kulit hitam yang tewas ditembak polisi di apartemennya bulan Maret lalu minta pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi dengan damai. Tujuh orang tertembak dalam demonstrasi di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS).
Foto: AP Photo/Ringo H.W. Chiu
Ibu dari Breonna Taylor, seorang perempuan kulit hitam yang tewas ditembak polisi di apartemennya bulan Maret lalu minta pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi dengan damai. Tujuh orang tertembak dalam demonstrasi di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, LOUISVILLE -- Ibu dari Breonna Taylor, seorang perempuan kulit hitam yang tewas ditembak polisi di apartemennya bulan Maret lalu minta pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi dengan damai. Tujuh orang tertembak dalam demonstrasi di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS).

Pernyataan ini disampaikan Gubernur Kentucky Andy Beshear beberapa jam setelah tembakan pecah dalam unjuk rasa yang di luar Gedung Kota. Kepolisian Louisville mengatakan satu orang dalam kondisi kritis.

Baca Juga

Wali Kota Louisville Greg Fischer mengatakan bukan petugas polisi yang melepaskan tembakan. Fischer menambahkan polisi justru memberikan pengobatan pada mereka yang terluka. Rekaman video stasiun televisi memperlihatkan para demonstran yang lari ke berbagai arah ketika suara tembakan terdengar.

Pengunjuk rasa berencana untuk terus turun ke jalan. Ibu Taylor turut meminta demonstrasi digelar dengan damai. Dalam pernyataannya Tamika Palmer mengatakan putrinya yang seorang petugas medis menghabiskan hidupnya untuk orang lain dan 'hal terakhir yang ia inginkan adalah lebih banyak lagi kekerasan'.

photo
Polisi dan demonstran berhadapan saat aksi protes atas kematian George Floyd, Jumat (29/5) malam. - (Nicole Hester/Ann Arbor News via AP)

"Mohon terus sebutkan namanya, mohon tetap tegakkan keadilan dan tuntut pertanggungjawaban, tapi mari melakukannya dengan cara yang benar tanpa saling menyakiti, kami bisa dan akan menciptakan perubahan, ini saatnya, mari wujudkan tapi dengan cara yang aman," kata Palmer dalam pernyataannya, Sabtu (30/5).

Pada Jumat (29/5) malam ratusan orang berkumpul di pusat kota. Mereka menggelar unjuk rasa hari kedua memprotes pembunuhan Taylor. Massa memblokir jalanan di dekat Gedung Kota dan berteriak 'tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian'.

Para pengunjuk rasa juga membawa poster dan spanduk yang menuntut keadilan untuk Breonna Taylor dan George Floyd. Seorang laki-laki kulit hitam yang tewas dibunuh petugas polisi Minneapoli. Polisi yang bernama Derek Chauvin mencekik Floyd dengan lututnya walaupun laki-laki berusia 46 tahun itu mengatakan ia tidak bisa bernapas.    

Surat kabar  Courier Journal melaporkan pada pukul 21.30 waktu setempat polisi mulai berkumpul di depan Gedung Kota. Pasukan anti huru-hara berbaris mendorong massa keluar dari jalanan dekat Gedung.

Kamera stasiun televisi WAVE-TV menangkap gambar seorang petugas polisi melepaskan tembakan ke arah mereka. Polisi itu tampaknya menembakan peluru merica.

"Saya terkena tembakan, saya tertembak," kata reporter WAVE-TV Kaitlin Rust di depan kamera.

Ia memberitahu pembawa acara di studio, kru televisi sudah berada di belakang garis yang sudah ditentukan. Tapi polisi ingin mereka menjauh lagi.

Juru bicara kepolisian Jessie Halladay mengatakan hingga 22.40 waktu setempat tidak ada tembakan yang dilepaskan. Ia juga mengaku tidak ada laporan terluka serius. Sementara mereka menangkap dua orang.

Menghadapi gelombang protes yang semakin besar. Polisi mengatakan mereka tidak akan menoleransi kekerasan atau pengrusakan properti.

"Kami menghargai kebebasan berbicara dan memahami komunitas ini memiliki banyak hal yang ingin diungkapkan, kami mendengarkan Anda," kata juru bicara Kepolisian Louisville Letnan Kolonel  LaVita Chavous.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement