Rabu 03 Jun 2020 04:17 WIB

Isu Rasisme Berkembang, Video Meghan Markle Muncul Kembali

Meghan Markle mengaku menjadi sasaran perlakuan rasis.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nur Aini
Meghan Markle dan Pangeran Harry
Foto: AP
Meghan Markle dan Pangeran Harry

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Video Meghan Markle mengungkapkan pengalaman uniknya dengan rasisme muncul kembali setelah kematian George Floyd yang memicu protes di Amerika Serikat. Video tersebut dibuat untuk kampanye pada 2012.

Sebagai seorang aktris di acara USA Suits, Meghan berpartisipasi dalam kampanye "I Won't Stand For." Dia memiliki peran sebagai bagian dari badan amal Erase the Hate.

Baca Juga

Dilansir di laman People, Selasa (2/6), dalam video itu, dia mengenakan kos dengan tulisan "I Won't Stand For Racism". Istri Pangeran Harry itu terbuka berbicara tentang menjadi birasial atau seseorang keturunan dua ras yang berbeda.

"Aku birasial. Kebanyakan orang tidak tahu apa aku keturunan campuran, dan sebagian besar hidupku terasa seperti menjadi lalat di dinding," kata Meghan dalam video itu.

 

Oleh karenanya, dia kerap menerima olokan rasial. Beberapa cercaan yang pernah dia dengar atau lelucon bahkan sempat terdengar benar-benar menyinggung. "Atau nama-nama, itu hanya memukulku dengan sangat kuat," kata dia. 

Dia melanjutkan dengan mengemukakan pengalaman dengan ibunya, Doria Ragland. Menurutnya, beberapa tahun yang lalu dia mendengar seseorang menyebut ibunya dengan sebutan yang sangat rasis.

"Jadi aku berpikir untukku, selain dipengaruhi secara pribadi oleh rasisme, hanya untuk melihat lanskap seperti apa negara kita sekarang, tentu dunia dan ingin segalanya menjadi lebih baik," ujarnya.

Meghan lalu mengatakan orang-orang sering diperlakukan berdasarkan pada bagaimana penampilan mereka. Orang-orang tertentu tidak melihat dia secara adil sebagai perempuan berkulit hitam.

"Mereka memperlakukan saya secara berbeda, "katanya.

 

PKekhawatiran rasisme ditangani oleh Pangeran Harry pada November 2016. Saat itu, kerajaan mengeluarkan pernyataan publik yang jarang mengkritik pers karena menjadikan pacarnya Meghan saat itu sebagai sasaran pelecehan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement