Kamis 04 Jun 2020 00:37 WIB

Startup di 4 Sektor Ini Siap Bertahan di Tengah Kondisi New Normal

Startup di 4 Sektor Ini Siap Bertahan di Tengah Kondisi New Normal

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Startup di 4 Sektor Ini Siap Bertahan di Tengah Kondisi New Normal. (FOTO: Unsplash/Rawpixel)
Startup di 4 Sektor Ini Siap Bertahan di Tengah Kondisi New Normal. (FOTO: Unsplash/Rawpixel)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Wacana pemberlakuan tatanan hidup baru atau new normal telah menggema beberapa waktu belakangan. Nah, jenis perusahaan rintisan (startup) seperti apa yang bakal siap menghadapi kondisi baru itu?

Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menyebut, terdapat empat sektor startup yang sudah memiliki bekal menghadapi kondisi tatanan hidup baru; teknologi kesehatan (healthtech), pemesanan makanan berbasis aplikasi seperti Gofood dan Grabfood, fintech pembayaran, hingga e-commerce.

Melansir laporan yang diterbitkan Katadata, Ketua Amvesindo Jefri R Sirait berujar, "di tengah wabah, masyarakat merasa lebih gampang berbelanja dan bertransaksi melalui ponsel pintar. Produk yang mereka keluarkan membuatnya tetap sustainable."

Baca Juga: Indonesia Masih Belum Punya Jaringan 5G, Eh 2 Negara Ini Sudah Mulai Kembangkan Jaringan 6G!

Baca Juga: Gegara Corona, Startup 'Hotel Melati Online' Bakal Bagi Saham Rp253 M ke Karyawan

Namun, startup di empat sektor itu juga mesti memerhatikan dua hal, yakni: inovasi dan produk. Karena investor tertarik mengucurkan dana kepada startup dengan produk yang berguna di tengah pandemi. Sebagai gambaran, mantan Bos Bukalapak Achmad Zaky belum lama ini menyuntikkan dana ke startup Eduka System karena produknya penting di tengah wabah corona.

Berangkat dari fakta itu, maka Amvesindo menganggap startup-startup di empat sektor tersebut dapat bertahan di tengah kondisi new normal. "Startup yang masyarakat butuhkan banyak yang bertahan," imbuhnya.

Selain itu, startup yang relevan dengan kebutuhan pemerintah pun bakal siap menghadapi tatanan hidup baru sebab pengeluaran terbesar ada di sektor itu, tambah Jefri. Inovasi juga berperan penting.

Ia kemudian mencontohkan produksi alat kesehatan oleh perusahaan otomotif yang penjualannya terdampak wabah. "Masker dan alat pelindung diri (APD) dapat dibuat dari plastic injection, begitu juga dengan produksi ventilator tetapi bekerja sama dengan sejumlah institusi," jelasnya.

Sependapat dengan Jefri, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignasius Untung setuju kalau startup di sektor kesehatan, logistik, toko kelontong daring, dan belanja daring bakal konsumen perlukan di tengah kondisi new normal.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement