Rabu 17 Jun 2020 14:56 WIB

Warga Arab Saudi Makin Konsumtif Setelah Jam Malam Dicabut

Tingkat konsumsi konsumen Arab Saudi melonjak hingga 142 persen.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Warga Arab Saudi Makin Konsumtif Setelah Jam Malam Dicabut
Foto: Jaime Puebla / The National
Warga Arab Saudi Makin Konsumtif Setelah Jam Malam Dicabut

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pencabutan jam malam di Saudi, dinilai para ahli membuat tingkat konsumsi konsumen setempat melonjak hingga 142 persen. Berdasarkan data, di pekan pertama setelah jam malam dicabut, tingkat belanja konsumen Saudi menjadi 7,85 miliar riyal dari sebelumnya 3,25 miliar riyal.

Asisten profesor komunikasi pemasaran, Hassan M. Somili beranggapan, lonjakan belanja juga dikaitkan dengan tingginya daya beli masyarakat. Meski motif belanja setiap orang berbeda, ada faktor utama yang menunjangnya, yaitu tingkat pendapatan.

Baca Juga

“Budaya masyarakat ikut bermain di sini. Dan memiliki dampak besar pada tingkat pengeluaran individu. Setiap masyarakat memiliki gaya hidup masing-masing,” kata Somili dikutip dari Arab News, Rabu (17/6).

Dia menambahkan, orang dengan pendapatan rendah, cenderung membelanjakan penghasilan untuk kebutuhan dasar. Berbeda dengan orang berpendapatan tinggi, yang membelanjakannya untuk barang mewah. 

Namun, tradisi Arab yang kerap mengadakan pesta dan memuliakan tamu dengan membeli berbagai makanan, ia nilai saat ini sudah dan akan mulai berkurang. Utamanya, karena fokus masyarakat kini ada di kebutuhan dasar.

Dia melanjutkan, prosedur pemerintah yang mendorong kenaikan tarif pajak saat ini disebut akan sangat membantu mengurangi pengeluaran konsumen yang tidak tidak perlu. Hal serupa juga dikatakan oleh spesialis pengembangan bisnis, Mohammad Sabbah. Menurut dia, selama kondisi pandemi, pasar dan tingkat pengeluaran individu kemungkinan akan terpengaruh sehingga, akan dibutuhkan banyak waktu untuk mengetahui bagaimana bisnis beradaptasi dengan pandemi ke depannya.

"Investor juga akan menghindari investasi, bahkan di sektor-sektor yang mengalami peningkatan tingkat belanja konsumen," ujarnya.

Asisten profesor sosiologi di King Saud University Turki Abdul Aziz Al-Matrouk, mengaitkan tingginya pengeluaran konsumen di Arab Saudi dengan tingkat pendapatan yang tinggi, dan harga bahan habis pakai yang relatif rendah dibandingkan dengan negara lain. Menurut dia, masyarakat di lingkungan Kerajaan, saling terhubung satu sama lain, sehingga karakteristik senang berkumpul menjadi dasar di tengah masyarakat. Namun, berbagai perjamuan dan pesta kecil di antara keluarga atau kerabat dipandangnya akan semakin berkurang mengingat kondisi pandemi saat ini.

"Keluarga Saudi akan lebih fokus pada penghematan uang dan perencanaan masa depan," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement