Kamis 30 Jul 2020 08:54 WIB

Berdiam Sejenak di Arafah

Wukuf di Arafah mengajarkan manusia untuk berkaca diri

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jamaah haji berdoa di Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (10/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara  berwukuf di tempat ini sebagai salah satu syarat sah berhaji.
Foto: Amr Nabil/AP
Jamaah haji berdoa di Jabal Rahmah saat berwukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (10/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara berwukuf di tempat ini sebagai salah satu syarat sah berhaji.

REPUBLIKA.CO.ID, Wukuf di Padang Arafah adalah ritual yang tidak boleh terlewatkan dalam rangkaian ibadah haji. Setiap orang yang menunaikan ibadah haji dalam kondisi apa pun harus melaksanakan wukuf di Padang Arafah yakni berdiam sejenak di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Wakil Sekretaris Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Misbahul Munir menjelaskan ada sederet hikmah yang bisa dipetik dalam pelaksanaan wukuf di Arafah oleh seluruh umat Islam dari berbagai negara.  Menurut dia, wukuf di Arafah mengajarkan manusia untuk berkaca diri atau pun merenungi diri sebagai hamba Allah.

"Bagi kita yang tidak melaksanaka haji, (wukuf di Arafah) bermakna untuk menyadari keberadaan kita sebagai hamba Allah. Karena Arafah itu bahasa Arab, artinya tahu. Tahu tentang sejatinya kita ini siapa," kata kiai Misbahul kepada Republika, pada Selasa (28/7). 

Karena itu, menurut Kiai Misbahul, pada hari jamaah haji wukuf di Arafah disunahkan untuk beribadah puasa. Kiai Misbahul menjelaskan keutaman berpuasa pada hari Arafah atau juga disebut puasa Arafah adalah dapat meleburkan dosa. Selain itu dengan berpuasa  juga dapat menghilangkan kesulitan dalam hidup. 

"Sesuai hadits nabi ibadah puasa di hari Arafah itu dapat melebur dosa dua tahun, tahun kemarin dan tahun akan datang.  Sehingga ketika kita melaksanakan puasa maka besoknya tanggal 10 Dzulhijjah kita berlebaran atau hari raya," kata dia.

Lebih dari itu,  wakaf di Arafah yang kemudian berlanjut pada hari raya idul adha dan penyembelihan hewan kurban mengajarkan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Sebab dalam Islam, ibadah tak hanya menjalin hubungan baik dengan Allah namun juga menjalin hubungan baik dengan makhluk. Karena itu berkurban mengajarkan seorang muslim mau berbagi kepada sesama.

"Ini bentuk kepedulian sosial, inilah ranhkaian Arafah, hari nahar dan tasyrik yang bisa kita aplikasikam dalam kehidupan. Kurban ini menjadi spirit untuk mengabdi, dan memberi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement