Kamis 06 Aug 2020 19:36 WIB

LBM Eijkman Klaim Komposisi Vaksin Merah Putih Halal

Eijkman telah menjalin komunikasi dengan LPPOM MUI.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas medis melakukan observasi terhadap relawan saat simulasi Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Kamis (6/8). Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III vaksin Covid-19 yang dimulai pada Selasa (11/8) di Kota Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas medis melakukan observasi terhadap relawan saat simulasi Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Kamis (6/8). Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III vaksin Covid-19 yang dimulai pada Selasa (11/8) di Kota Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ikut mendukung kehalalan sebuah vaksin. Karena itu LBM Eijkman yang mengembangkan vaksin corona Merah Putih memastikan menggunakan komposisi bahan-bahan halal.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, kehalalan sebuah vaksin tentu menjadi kunci. "Jadi kami harus memastikan bahwa kami tidak menggunakan bahan-bahan haram seperti babi," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (6/8) petang.

Bahkan, kini pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) untuk berdiksusi mengenai bahan vaksin Merah Putih. Sebagai lembaga yang ditugaskan menangani proses produksi vaksin ini, pihaknya mengaku telah mengembangkan antigen bibit vaksin berupa protein rekombinan di laboratorium. PLBM Eijkman memperkirakan, pengembangan vaksin ini selesai pada Februari atau Maret 2021 mendatang.

Kemudian, ia menyebutkan hasilnya diserahkan ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma sebagai perusahaan penghasil vaksin untuk melanjutkan ke tahap uji pra klinis, uji klinis, hingga mengurus sertifikasi halal dan kemudian diproduksi. "Jadi hilirnya di Bio Farma," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya berjanji tidak akan melepaskan begitu saja vaksin ini. Amin menambahkan, Eijkman berkomitmen mengamankan dari sisi hulu dan mengikuti proses produksi vaksin ini. "Kami mengawal jika terjadi masalah," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement