Jumat 14 Aug 2020 07:29 WIB

Apa Itu Kesultanan Seljuk?

Kisah tentang kesultanan Seljuk

Suasana masyarakat  masa kesultanan Seljuk.
Foto: pinterest
Suasana masyarakat masa kesultanan Seljuk.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Seljuq, juga dieja Seljuk, asal mulanya adalah sebuah keluarga militer yang berkuasa dari suku-suku Turki Oğuz (Ghuzz) yang menginvasi Asia barat daya pada abad ke-11. Mereka kemudian akhirnya berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang mencakup Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan sebagian besar Iran.

Kemajuan peradaban mereka menandai dimulainya kekuatan Turki di Timur Tengah.

Perawatan singkat dari Saljuk berikut.

Selama migrasi abad ke-10 orang-orang Turki dari Asia Tengah dan tenggara Rusia, merupakan satu kelompok suku nomaden, dipimpin oleh seorang kepala suku bernama Seljuq. Mereka  menetap di bagian hilir Sungai Syr Darya (Jaxartes) dan kemudian diubah menjadi wilayah yang menganut Islam Sunni Islam.

 

Seljuk, Tinta Emas Turki Dalam Sejarah Dunia - Bebaspedia.com

Seljuk berperan dalam kekuatan pertahanan perbatasan Sāmānids dan kemudian Mahmud dari Ghazna. Dua cucu Saljuk, Chaghri (Chagri) Beg dan Toghrïl (Ṭugril) Beg, meminta dukungan Persia untuk memenangkan wilayah mereka sendiri, Chaghri yang mengendalikan sebagian besar Khorāsān dan Toghrïl. Menjelang kematiannya pada 1063 kesultanan ini memimpin sebuah wilayah yang mencakup Iran barat dan Mesopotamia.

Di bawah Sultan Alp-Arslan dan Malik-Shāh, wilayah kerajaan Saljuk berhasil diperluas hingga mencakup seluruh Iran dan Mesopotamia dan Suriah, termasuk Palestina. Pada 1071. Sultan Alp-Arslan, mengalahkan pasukan Bizantium yang sangat besar di Manzikert. Tak hanya itu di menangkap kaisar Bizantium Romanus IV Diogenes. Dan ini menjadi jalan pembuka bagi suku Turkmenistan untuk menetap di Asia Kecil.

Bahkan, atas dasar kemenangan Toghrïl Beg atas Būyid di Baghdad pada tahun 1055, kaum Saljuk dipandang sebagai pemulih persatuan Muslim di bawah kekhalifahan Sunni. Sementara Alp-Arslan dan Malik-Shāh memperluas kekaisaran ke perbatasan Mesir, wazir Saljuk Niẓām al-Mulk mengawasi organisasi kekaisaran selama kedua masa pemerintahan mereka.

Kesultanan Saljuk, politik dan juga agama dengan karakternya, meninggalkan warisan yang kuat untuk Islam. Selama periode Saljuk jaringan madrasah (perguruan tinggi Islam) didirikan. Lembaga ini mampu memberikan pelatihan seragam kepada penyelenggara negara dan ulama.

Di antara banyak masjid yang dibangun oleh para sultan adalah Masjid Agung Eṣfahān (Masjed-e Jāmeʿ).

Great Mosque of Eṣfahān | mosque, Eṣfahān, Iran | Britannica

Hasil lainnya adalah berkat Seljuk otonomi budaya Persia berkembang diwilayah kekuasannya yang luas itu. Uniknya, karena para Seljuq Turki sadar tidak memiliki tradisi Islam atau warisan kesusastraan yang kuat, mereka mengadopsi bahasanya dari unsur budaya dari instruktur Persia mereka dalam Islam.

Maka, pada masa inilah sastra Persia mampu menyebar ke seluruh Iran, dan bahasa Arab menghilang di negara yang dikuasainya itu kecuali dalam karya-karya sarjana agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement