Sabtu 15 Aug 2020 04:31 WIB

Seribu Satu Malam: Kisah Warisan Peradaban Dunia Islam

Kegemilangan peradaban Islam tercermin dalam kisah Seribu Satu Malam

Putri Sherazade berkisah dengan Pangeran Shahryar.
Foto: google.com
Putri Sherazade berkisah dengan Pangeran Shahryar.

REPUBLIKA.CO.ID -- Salah satu jejak ketinggian peradaban Islam salah satu ada pada kisah lestari sepanjang zaman dari Baghdah: Kisah Seribu Satu Malam. Di dunia Indonesia kisah ini dikenal sebagai kisah berbingkai.

Pada ahun 1920-an di Batavia ada grup sandiwara kondang yang kerap memanggung dengan latar belakang lakon ini. Nama grup sandiwara ini adalah Dardanela. Mereka manggung di gedung kesenian Batavia yang megah: kini gedung kesenian Jakarta di bilangan Pasar Baru.

Mengapa kisah ini begitu mengesankan dan tersaji dalambanyak sajian, dari cerita lisan, sastra tertulis, hingga lagu dan film? Jawabnya karena cerita ini menarik sekali dengan banyak pesan dari soal kehidupan hingga sikap batin seseorang.

Dan di dii seluruh dunia Arab memang terdapat tradisi mendongeng yang kuat. Isi cerita rakyat ini yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Namun, sejak abad kedelapan, dengan munculnya pusat-pusat perkotaan yang berkembang dan budaya Arab yang canggih berkembang di bawah bimbingan Islam, maka terjadi perubahan.

One Thousand and One Nights - Wikipedia

Ini misalnya terlihat dalam perbedaan yang semakin besar dibuat antara di dalam bahasa Arab itu sendir. Ada bahasa Arab  al-fus'ha (bahasa halus yang diajarkan di pusat-pusat pendidikan) dan -ammiyyah (bahasa orang biasa). Akibatnya kemudian sastra vernakular pra-Islam - termasuk dongeng rakyat tradisional - dicemooh oleh elit terpelajar, dan penulis sastra Arab beralih dari karya prosa kreatif ke fokus pada puisi dan nonfiksi.

Terlepas dari penekanan pada "seni canggih" puisi, ada keinginan publik yang tumbuh untuk cerita yang bagus. Dan meskipun akademisi Arab enggan menyambut kumpulan cerita pendek (cerita berbingkai) yang muncul dengan berbagai judul selama beberapa abad berikutnya. Namun salah satunya kemudian terus meruyak hingga peradaban masa kini, misalnya dengan kisah yang dinekal di publik dunia sebagai kisah 'Seribu Satu Malam' atau The Arabian Nights.

Konteks sejarah munculnya kisah Seribu Satu Malam

Pada awal abad ketujuh, muncul di tepi kekaisaran besar, Bizantium dan Sassanid, sebuah gerakan keagamaan yang mendominasi belahan barat dunia. Di Makkah, kota Arab Barat, sosok Muhammad SAW mulai memanggil pria dan wanita untuk berubah dan tunduk pada kehendak Tuhan. Dia ekspresikan semua pesannya dalam apa yang dia dan pengikutnya terima sebagai pesan-pesan ilahi yang diturunkan kepadanya dan kemudian dimasukkan ke dalam sebuah buku suci bernama, Alquran.

Maka atas nama agama baru peradaban Islam muncul. Munculah berbagai kekuasan politik (daulah) Islam.  Tentara yang direkrut dari penduduk Arab kemudian menaklukkan negara-negara tetangga dan mendirikan kerajaan baru, yang dipimpin seorang Khilafah (Sultan atau sebutan lainnya).

One Thousand and One Nights - Wikipedia

Wilayah kekuasaan peradaban Islam sangat luas dan dahsyat. Ini karena mencakup sebagian besar wilayah Kekaisaran Bizantium dan semua kekuasan Sassanida, dan menyebar dari Asia Tengah, Afrika, Eropa . Pusat kekuatan bergeser dari Arab ke Damaskus, Suriah, di bawah khalifah Umayyah, dan kemudian ke Baghdad, Irak, di bawah Kesultanan Abassiyah (orang Eropa menyebut Abacids).

Pada abad kesepuluh, kekhalifahan ini runtuh akibat persaingan dengan kekhalifahan lain yang bersaing muncul di Mesir dan Spanyol. Meski begitu jejak pengaruh persatuan sosial dan budaya yang telah berkembang di dalam diri mereka terus berlanjut. Apalagi sebagian besar penduduk di wilayahnya kini telah menjadi Muslim (yaitu, pengikut agama Islam), meskipun komunitas Yahudi dan Kristen tetap berlanjut. Bahasa Arab pun telah menyebar dan menjadi kendaraan budaya yang mewujudkan unsur-unsur tradisi masyarakat yang diserap di dunia Muslim.

Semua itu terwujud dalam sastra dan dalam sistem hukum, teknologi, dan spiritualitas yang ada di wilayah seluas itu. Dalam lingkungan fisik yang berbeda, masyarakat Muslim mengembangkan institusi dan bentuk yang berbeda. Selain itu hubungan antara negara-negara Mediterania dan cekungan Samudera Hindia telah menciptakan sistem perdagangan yang unik.

Berkat mereka peradaban mampu membawa perubahan dalam pertanian dan kerajinan tangan, yang menjadi dasar munculnya kota-kota besar. Dalam  peradaban perkotaan misalnya, jejak mereka diekspresikan dalam bangunan-bangunan bergaya Islam yang khas.

Cerita Berbingkai

Struktur Seribu Satu Malam berbentuk bingkai naratif, di mana satu cerita memuat semua yang lain. "Bingkai"-nya adalah kisah Putri Sherazade, diancam akan dieksekusi oleh suaminya sendiri, Pangeran Shahryar. Setelah istri sebelumnya melakukan perzinahan, pangeran percaya bahwa semua wanita adalah pengkhianat dan dengan demikian berjanji untuk menikahi pengantin baru setiap hari, "ambil kesecuiannya di malam hari dan bunuh dia di pagi hari untuk memastikan kehormatannya".

Antoine Galland (FranceArchives)

Sang putri Syahrazade yang kemudian di peristri Pangeran Syahryar, mampu menghindari nasib buruk ini bercerita selama berhari-hari demi menunda masa pembunuhannya. Ia mampu memikat sang pangeran dengan kisahnya. Selain itu Syahraze mampu membuat sang pangeran penasaran karena tidak menceritakan akhir dari cerita yang dia ceritakan pada malam pernikahannya.

Akibatnya,  Shahyar menunda eksekusinya. Dan baru setelah samai episode cerita yang dia kisahkan hingga 1.001 malam seperti ini dia mengaku ujung erita itu. Namun pada saat itu Pangeran Syahrar akhirnya mengubah keputusannya dan memaafkannya.

Nah, dalam kisah-kisah yang diriwayatkan oleh Sherazade itu memadukan kisah-kisah fantastis yang terjadi di lokasi-lokasi legendaris dengan narasi lain yang melibatkan tokoh-tokoh sejarah - seperti Harun al Rashid ( 766–809), penguasa kekhalifahan Abbasiyah selama zaman keemasan Islam. Sifat cerita yang beragam menyebabkan berbagai macam genre yang ditemukan dalam koleksi ini, mulai dari petualangan, romansa, dan dongeng hingga horor dan bahkan fiksi ilmiah.

Pengaruh di Barat

Saking terkenalnya, kisah 'Seribu Satu Malam' meresap ke dalam kebudayaan barat (Eropa). Kisah-kisah tersebut baru dikenal di Eropa pada abad kedelapan belas, berkat penceritaan kembali oleh sarjana Prancis Antoine Galland dalam Les mille et une muits (1704–1717).

9782877143615: Les mille et une nuits IV (traduction d'Antoine ...

Naskah terjemahan Galland tidak lengkap, berisi kurang dari 1.001 malam cerita. Maka dia punya akal baru dengan menambahkan cerita Arab lainnya, misalnya tentang Ali Baba, Aladdin, dan Simbad. Dan kisah tambahan ini juga sebenarnya tidak pernah menjadi bagian dari koleksi asli Seribu Satu Malam.

Meski begitu karena sangat menarik, terjemahan Galand sejak itu menjadi cerita kompilasi paling terkenal di Barat. Di jazirah Arab pada awal abad ke 20 ada lagu sangat terkenal dari penyanyi legendaris Mesir, Ummi Khultum. Lagunya berjudul : Alf Laila wa Lailah (Seribu Satu Malam). Lagu ini klasik dan lestari sampai sekarang. Di bawah ini tayangan video lagu tersebut:

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement