Jumat 21 Aug 2020 19:20 WIB

Tommy Hilfiger Segera Luncurkan Koleksi Jilbab Pertamanya

Jenama pakaian ternama kini melirik busana Muslim.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Tommy Hilfiger Segera Luncurkan Koleksi Jilbab Pertamanya. Perancang busana asal Amerika, Tommy Hilfiger.
Foto: EPA
Tommy Hilfiger Segera Luncurkan Koleksi Jilbab Pertamanya. Perancang busana asal Amerika, Tommy Hilfiger.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Dolce & Gabbana meluncurkan koleksi abaya Januari 2016, kini giliran Tommy Hilfiger yang akan mengenalkan koleksi jilbab pertamanya, Senin (24/8).

Namun peluncuran tersebut disambut biasa saja oleh mereka yang lebih dulu terjun di dunia busana Muslim. Seperti komentar yang disampaikan oleh Franka Soeria dari #Markamarie yang berbasis di Indonesia, dan salah satu pendiri Council of Modest Fashion dan Modest Fashion Weeks. 

Baca Juga

“Saya kira fashion santun saat ini sedang menarik minat banyak mata karena telah membuat merek fashion mainstream juga ingin membuatnya” kata Franka, dilansir di Salaaam Gateway, Kamis (20/8).

Tapi tentu saja, itu bukan hal yang penting jika hanya pengumuman tentang hijab baru Tommy. Melainkan adalah sejauh mana penggiat fashion santun telah masuk ke dalam percakapan tentang isu-isu dunia mode global besar, yang dipimpin oleh negara-negara Barat. Sedangkan saat ini dan sektor fashion santun masih yang sangat kecil mendominasi terutama wanita Muslim.

"Pemikiran saya, siapa pun bisa berbusana sederhana selama mereka mengerti pedomannya. Yang sempurna adalah jika mereka mengikutsertakan orang-orang yang lama bergelut di dunia fashion santun dalam prosesnya sehingga paling tidak mereka menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat,” kata Franka.

Dilyara Sadrieva, salah satu pendiri Modestrussia.com dan telah berkecimpung di bidang industri modest fesyen selama sepuluh tahun mengatakan langkah Tommy bukanlah masalah besar atau sensasi, dan seperti banyak merek lain. Mereka sebenarnya sedang menguji pasar dan pelanggan busana muslim.

Menjadi masalah besar jika merek seperti Tommy Hilfiger kontinyu menghasilkan koleksi busana Muslim dan tidak hanya menggunakan koleksi ini untuk menguatkan bisnis mereka. “Merek yang ingin melayani pelanggan busana muslim kami harus meneliti dengan cermat kebutuhan, nilai, dan etika pelanggan dan mempertimbangkannya,” kata Dilyara.

Di Afrika Selatan, Roshan Isaacs, direktur regional Council of Modest Fashion AFRICA dan pemilik merek perhiasan etis No Memo, percaya dari perspektif ekonomi, Tommy Hilfiger telah melihat sektor modest yang berkembang pesat tetapi jika desainer menginginkannya untuk memperluas penjualan konsumen, mereka juga harus memanfaatkan rantai nilai etis.

Perusahaan yang memiliki Tommy Hilfiger, PVH Corp, mungkin telah membuat banyak catatan dari orang dalam mode seperti Franka, Dilyara, dan Roshan. Sebulan sebelum Tommy mengumumkan pembukaan jilbab pertamanya, PVH Corp pada 8 Juli merilis pernyataan komitmen tahunan 5 juta dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk memajukan representasi orang kulit hitam, asli dan orang kulit berwarna (BIPOC) dalam mode dan industri kreatif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement