REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejumlah anggota Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) kini terpaksa membuka berbagai jenis usaha baru untuk bertahan hidup. Mulai dari usaha makanan hingga desain interior.

Sekretaris Jenderal Amphuri Firman M Nur mengatakan pihaknya memang mengarahkan anggota untuk membuka berbagai jenis usaha baru alias diversifikasi. Sebab, mereka telah kehilangan penghasilan selama enam bulan terakhir akibat penutupan ibadah Umroh dan pembatasan Haji oleh Pemerintah Arab Saudi.

"Diversifikasi usaha adalah terobosan untuk memastikan karyawan tetap produktif di saat usaha Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) tutup," kata Firman kepada Republika.co.id, Rabu (26/8).

Amphuri diketahui beranggotakan 400 biro perjalanan haji dan umroh. Sebagian di antaranya, ungkap Firman, kini membuka usaha makanan, frozen food, dan ada pula usaha dagang komoditas pokok seperti beras. Sebagian lain kembali ke dunia yang pernah digeluti sebelumnya seperti sebagai kontraktor dan desainer interior.

"Intinya banyak PPIU dan PIHK memaksimalkan keberadaan karyawannya untuk melakukan jenis usaha lain agar tetap memberikan gaji dan kewajiban kepada karyawannya," ujar Firman.

Pemerintah Arab Saudi menutup ibadah umroh sejak 27 Februari lalu karena adanya pandemi Covid-19. Setelah itu, ibadah Haji juga dibatasi hanya untuk orang yang sudah menetap di Saudi. Hingga kini belum ada kepastian jadwal pembukaan kembali ibadah umroh.

Ikuti Whatsapp Channel Republika