Jumat 25 Sep 2020 07:14 WIB

Taj Mahal DIbuka di Tengah Pandemi C0vid-19

Jumlah pengunjung harian Taj Mahal telah dibatasi hanya 5.000 orang per hari.

Seorang pekerja membersihkan pagar di tempat Taj Mahal di Agra, India.
Foto: saudigazette
Seorang pekerja membersihkan pagar di tempat Taj Mahal di Agra, India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India membuka kembali Taj Mahal setelah enam bulan pada hari Senin lalu. Dan ini dilakukan India ketika pihak berwenang di sana melaporkan 86.961 infeksi virus korona baru di seluruh negeri, tanpa tanda-tanda puncaknya.

Makam marmer putih di kota utara Agra, dibangun oleh seorang kaisar Mughal abad ke-17 untuk istrinya, dibuka untuk umum saat matahari terbit, dan seorang warga negara China dan pengunjung dari Delhi termasuk yang pertama masuk.

Jumlah pengunjung harian telah dibatasi pada 5.000, dibandingkan dengan rata-rata 20.000 sebelum pandemi. Tiket hanya dijual secara online, dengan kurang dari 300 dibeli pada hari pertama.

Suhu pengunjung akan diukur dan harus mematuhi saran untuk menjaga jarak aman satu sama lain.

Ketika memasuki Taj Mahal para pengunjung diminta membersihkan pegangan tangan. Di sana petugas kemanan juga meminta untuk tidak menyentuh permukaan mana pun.

"Kami mengikuti semua protokol COVID-19," kata Vasant Swarnkar, pengawas Survei Arkeologi India, yang mengawasi Taj di antara monumen lainnya.

Penghitungan virus Corona India mencapai sebesar 5,49 juta infeksi berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat dengan 6,79 juta. Korban tewas 87.882 naik 1.130 dari hari sebelumnya.

Namun sebagai proporsi dari perbandingan jumlah penduduknya, jumlah korban di India masih sedikit dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Brazil dan Inggris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement