Senin 28 Sep 2020 07:36 WIB

Kemenkes Saudi Putuskan Negara Mana yang Diizinkan Umrah

Kemenkes akan putuskan negara mana yang akan diizinkan mengirim jamaah umrah

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi umroh
Foto: Republika
Ilustrasi umroh

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Muhammad Saleh Benten, mengumumkan Kementerian Kesehatan akan mengambil keputusan negara mana yang akan diizinkan mengirim jamaah untuk umrah.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri mengatakan Kerajaan Saudi akan mengizinkan jamaah umrah dari luar negeri memasuki Kerajaan pada tahap ketiga dari dimulainya kembali layanan Umrah. Layanan umrah yang sebelumnya ditangguhkan, secara bertahap akan dibuka untuk Muslim di luar Saudi mulai 1 November.

Dalam wawancara televisi dengan saluran Al-Ekhbariya, Benten mengatakan akan ada jalur elektronik khusus untuk kedatangan dan keberangkatan jamaah haji asing dalam pelaksanaan haji tahun depan.

Layanan umrah bagi jamaah domestik berlaku mulai 4 Oktober. Menteri Benten mengatakan hanya 12 rombongan jamaah yang diizinkan melakukan umrah dalam waktu 24 jam pada tahap pertama.

“Jamaah akan dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok akan didampingi oleh tenaga kesehatan di Masjidil Haram. Hanya jamaah dengan usia antara 18 dan 65 tahun yang diperbolehkan pada tahap pertama," kata dia.

Benten menegaskan tidak ada biaya untuk penerbitan izin umrah. Tidak ada jamaah umrah yang diizinkan memasuki Masjidil Haram di Makkah tanpa menyelesaikan prosedur masuk melalui aplikasi I'tamarana.

Penggunaan aplikasi ini diperlukan guna memastikan kesehatan dan keselamatan jamaah. Pengaturan alternatif akan dibuat jika ada hambatan teknis penyelesaian prosedur melalui aplikasi.

Warga negara Saudi dan ekspatriat serta keluarganya di Kerajaan diizinkan mengunduh aplikasi seluler Umrah, "I'tamarna", yang efektif digunakan mulai Ahad. Muslim dapat mendaftarkan nama mereka di aplikasi tersebut, baik untuk menunaikan umrah, berkunjung, maupun beribadah di Dua Masjid Suci.

Aplikasi tersebut tersedia untuk pengguna sistem operasi iOS dan Android di smartphone, tujuh hari sebelum dimulainya fase pertama umrah. Kementerian Dalam Negeri sebelumnya mengumumkan dimulainya kembali umrah secara bertahap dan kunjungan ke Dua Masjid Suci dengan jumlah jamaah haji yang terbatas, mulai 4 Oktober.

Pada tahap pertama, warga negara dan ekspatriat dari dalam Kerajaan diizinkan melakukan umrah dengan kapasitas 30 persen. Ini berarti Kerajaan mengizinkan 6.000 jamaah per hari, sesuai dengan tindakan pencegahan kesehatan Masjidil Haram. Jamaah diizinkan melakukan ritual dalam 12 kelompok, masing-masing terdiri dari 500 jamaah, dalam sehari.

Sementara itu, toko pakaian Ihram kembali beroperasi setelah lebih dari enam bulan Saudi menutup layanan umrah. Ihram adalah salah satu dari tiga rukun umrah. Laki-laki harus memakai dua lembar kain putih yang tidak dilapis, sedangkan perempuan bisa memakai pakaian biasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement