Senin 12 Oct 2020 15:48 WIB

Ribuan Jamaah Umroh Jatim Masih Tertunda Keberangkatannya

Ada 11 ribu hingga 12 ribu jamaah umroh di Jatim yang masih tertahan keberangkatannya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).
Foto: REUTERS/Yasser Bakhsh
Kelompok pertama umat muslim melakukan ibadah umroh dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim Mohammad Sufyan mengungkapkan adanya 11 ribu hingga 12 ribu jamaah umroh di wilayah setempat yang masih tertahan keberangkatannya akibat wabah Covid-19 yang belum mereda. Sufyan menegaskan, belasan ribu jamaah umroh tersebut yang akan menjadi prioritas untuk diberangkatkan, ketika pemerintah Abar Saudi kembali membuka ibadah umroh untuk internasional.

"Kalau yang ada di anggota kita sendiri itu sekitar 11 ribu hingga 12 ribuan jamaah yang tertunda. Itu mulai sejak Februari akhir. Daftar baru kan tidak diperbolehkan," ujar Sufyan dikonfirmasi Senin (12/10).

Sufyan belum bisa memastikan kapan jamaah umroh tersebut bisa diberangkatkan. Sufyan mengatakan, pemerintah Arab Saudi memang telah membuka kembali ibadah umroh tetapi masih dikhususkan untuk masyarakat lokal. Sementara untuk jamaah internasional, rencananya dibuka pada 1 November 2020.

Itu pun, lanjut Sufyan, pemerintah Indonesia belum tentu memperbolehkan jamaah berangkat sesuai jadwal tersebut. Karena pemerintah Indonesia melalui Kemenag masih mempertimbangkan berbagai faktor. Utamanya terkait ketatnya aturan yang ada. Seperti kewajiban melakukan tes swab 48 jam sebelum penerbangan.

"Jadi untuk Indonesia oleh Kementerian Agama masih akan diinfo lebih lanjut. Jadi untuk Indonesia belum dibuka secara resmi. Insya Allah November itu sudah bisa, cumaa kan ada aturan yang agak ketat. Seperti keberangkatan itu semua jamaah harus melalui tes swab 48 jam sebelum terbang," ujar Sufyan.

Selain itu, lanjut Sufyan, setiap jamaah yang berangkat juga wajib mendaftarkan diri melalui aplikasi, agar bisa menjalani proses peribadatan. Aplikasi tersebut untuk mengatur jadwal jamaah menjalankan ibadah umroh, masuk Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Raudlah.

"Itu ada pakai aplikasi dari android. Jadi kita harus mendaftarkan dulu nanti kita dapat jadwal beribadah di jam berapa. Yang ndak ngisi aplikasi ndak boleh masuk," ujar Sufyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement