Rabu 28 Oct 2020 07:43 WIB

Tanggapi Erdogan, Dewan Muslim: Islam Dilindungi di Prancis

Dewan Muslim Prancis menyatakan Prancis melindungi dan membebaskan Muslim beribadah

Rep: Mabruroh/ Red: Elba Damhuri
Seseorang muslim Arab melihat ayam di toko daging sebelum waktu berbuka puasa di pasar Arab daerah Porte de Montreuil di Paris, Prancis, Ahad (26/4). Mayoritas penduduk di sekitar daerah Porte de Montreuil, Paris adalah Muslim Arab dari Utara Afrika, Muslim di seluruh Prancis pada tahun ini tidak dapat mengikuti kegiatan berdoa dan beribadah bersama akibat ditutupnya masjid karena pandemi COVID-19
Foto: EPA
Seseorang muslim Arab melihat ayam di toko daging sebelum waktu berbuka puasa di pasar Arab daerah Porte de Montreuil di Paris, Prancis, Ahad (26/4). Mayoritas penduduk di sekitar daerah Porte de Montreuil, Paris adalah Muslim Arab dari Utara Afrika, Muslim di seluruh Prancis pada tahun ini tidak dapat mengikuti kegiatan berdoa dan beribadah bersama akibat ditutupnya masjid karena pandemi COVID-19

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Muslim Prancis tak dianiaya dan bebas menjalankan agamanya meski ada pernyataan dari Presiden Emmanuel Macron. Muslim Prancis tetap diterima dengan baik di Prancis yang selama ini memiliki tingkat toleransi yang bagus.

Dewan Kepercayaan Muslim Prancis (CFCM) mengatakan tidak ada penganiayaan terhadap umat muslim di Prancis. Pernyataan ini menanggapi seruan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk menghentikan agenda anti-Islam yang serukan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron. CFCM bertindak sebagai perantara resmi bagi negara dan Muslim Prancis.

"Prancis adalah negara besar, warga Muslim tidak dianiaya, mereka dengan bebas membangun masjid mereka dan menjalankan agama mereka dengan bebas," kata dewan tersebut dilansir dari English Alarabiya, Selasa (27/10).

Macron telah bersumpah untuk melawan kelompok Muslim yang ia sebut sebagai separatisme Islam. Melalui RUU yang sedang ia gagas, Macron akan menindak lebih keras kepada kelompok separatisme tersebut di negaranya.

Perang melawan kaum radikal Islam semakin ia tegaskan setelah peristiwa pemenggalan seorang guru di Paris. Guru yang menampilkan kartun Nabi Muhammad di hadapan para siswa di kelasnya sebagai materi kebebasan berekspresi.

Erdogan pada hari Senin (26/10) meminta warga Turki untuk memboikot semua barang berlabel Prancis. Erdogan juga menyatakan bahwa umat muslim di Eropa menjadi sasaran kampanye lynch, seperti orang Yahudi sebelum Perang Dunia II dan menuduh beberapa pemimpin Barat menyulut dan menghidupkan Islamofobia.

Erdogan bahkan menyindir kesehatan Macron yang terus memiliki masalah dengan Muslim. Erdogan menyebutkan bahwa Macron membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental.

BACA JUGA: Saat Siswa Baca Alquran, Bom Meledak di Sebuah Sekolah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement