Jumat 30 Oct 2020 07:43 WIB

Penjualan Koleksi Seni Islam di Museum Yerusalem Dihentikan

Museum didirikan pada 1960an dan menampilkan budaya Islam dan Arab.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Museum Seni Islam berencana menjual barang antik Islam yang langka.
Foto: Reuters/Yonathan Weitzman
Museum Seni Islam berencana menjual barang antik Islam yang langka.

IHRAM.CO.ID, LONDON -- Penjualan barang-barang kontroversial dari Museum Seni Islam di Yerusalem telah ditunda sementara. Menurut donor utama museum, penundaan ini disebabkan tekanan dari badan-badan pemerintah Israel dan Presiden Reuven Rivlin.

Pihak museum mengaku tengah menghadapi kesulitan keuangan bahkan sebelum pandemi virus corona yang memaksanya untuk tutup sementara. Pihak museum berharap dapat mengumpulkan sekitar Rp 140 miliar lebih dengan menjual lebih dari 200 item melalui rumah lelang Sotheby di London.  

"Sebagian besar dari barang-barang itu bahkan tidak dipajang untuk umum,"kata direktur museum, Nadim Sheiban dilansir Arab News, Selasa (27/10).

Museum ini didirikan pada tahun 1960-an oleh dermawan Inggris-Yahudi Vera Bryce Salomons untuk menampilkan budaya Islam dan Arab. Di dalamnya juga terdapat koleksi jam tangan yang besar dan berharga, yang dikumpulkan oleh ayah pendirinya, David Lionel Salomons, 60 di antaranya juga direncanakan untuk dijual oleh museum.

Pihak museum mengatakan hasil penjualannya akan digunakan agar museum dapat tetap bertahan dan mendanai program pendidikan. Namun Rivlin, yang tinggal di dekat museum, mengatakan bahwa koleksi tersebut memiliki nilai dan signifikansi yang lebih besar daripada nilai moneternya dan mengatakan dia menentang penjualan aset budaya ini dari wilayah secara keseluruhan.

Kementerian Kebudayaan dan Olahraga Israel, Otoritas Purbakala, dan kantor kejaksaan negara semuanya telah mencari cara untuk menghentikan penjualan, namun tidak berhasil.  Tapi sekarang lelang, yang dijadwalkan pada 27 Oktober, telah ditunda.

Donor utama museum, Hermann de Stern Foundation, mengharap kegiatan lelang akan berjalan segera.

"Manajemen yayasan berharap penundaan akan memungkinkan tercapainya kesepakatan yang juga akan diterima oleh kementerian budaya dalam beberapa minggu mendatang," katanya.

Di antara barang-barang yang akan dijual adalah helm yang dulunya milik seorang sultan Ottoman, mangkuk kaca Mamluk yang berasal dari abad ke-13, dan satu halaman dari salinan Alquran yang berusia lebih dari 1.000 tahun.

Fakta bahwa banyak barang yang berasal dari luar Israel berarti museum tersebut dapat menghindari undang-undang yang mencegah ekspor mereka, terlepas dari nilai dan signifikansi historisnya. Tetapi barang-barang museum yang paling berharga, seperti jam tangan Breguet yang pernah menjadi milik Ratu Prancis Marie Antoinette dan bernilai lebih dari $ 26 juta, tidak termasuk di antara yang disiapkan untuk dijual.

Juru bicara Sotheby mengatakan penggalangan dana untuk museum dengan menjual beberapa barang, biasanya cenderung tidak dipajang secara permanen, adalah praktik yang memiliki banyak pengalaman untuk difasilitasi, dan tujuan penjualan semacam itu adalah untuk melestarikan inti dari koleksi utama museum demi masa depan.

“Tampilan di galeri akan tetap hampir seluruhnya tidak terganggu, tetap utuh baik dari sudut pandang penonton dan juga dari perspektif akademis dan kuratorial,” kata Sotheby.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement