Jumat 30 Oct 2020 08:51 WIB

Beda dengan Prancis, Rusia Menyatakan Diri Negara Muslim

Rusia tidak akan izinkan penghinaan kepada agama manapun

Umat Muslim melakukan shalat sampai meluber  ke luar masjid ketika mereka merayakan Idul Adha, yang oleh umat Islam di Rusia disebut Kurban-Bairam di St.Petersburg, Rusia, Jumat pagi, 31 Juli 2020. Liburan Muslim utama, pada akhir haji haji ke Mekah , diamati di seluruh dunia oleh orang percaya dan memperingati janji Abraham untuk mengorbankan putranya sebagai tindakan kepatuhan kepada Allah.
Foto: AP/Dmitri Lovetsky
Umat Muslim melakukan shalat sampai meluber ke luar masjid ketika mereka merayakan Idul Adha, yang oleh umat Islam di Rusia disebut Kurban-Bairam di St.Petersburg, Rusia, Jumat pagi, 31 Juli 2020. Liburan Muslim utama, pada akhir haji haji ke Mekah , diamati di seluruh dunia oleh orang percaya dan memperingati janji Abraham untuk mengorbankan putranya sebagai tindakan kepatuhan kepada Allah.

IHRAM.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, -- Beda dengan Prancis yang terkena Islamophobia parah atas nama kebebasan, Rusia negara pecahan Uni Sovyet malah menyatakan diri sebagai negara Muslim. Untuk itu Rusia tidak akan mengizinkan penistaan ajaran agama Islam dan agama lainnga dengan alasan apapun, misalnya karikatur menghina Nabi Muhammad SAW seperti yang dilakukan media Prancis Charlie Hebdo.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak akan menerbitkan karikatur yang menghina Islam. “Keberadaan media semacam itu di negara kita sama sekali tidak mungkin, termasuk dari segi peraturan perundang-undangan saat ini,” kata Peskov, dilansir di Anadolu Agency, Kamis (29/10).

"Rusia sebagian adalah negara Muslim, terdapat hingga 20 juta Muslim di Rusia, dan di Rusia, di mana, tentu saja, agama fundamentalnya adalah Kristen - yang paling utama adalah ada orang Kristen yang tinggal di sini. Keunikan negara kami terletak pada sifatnya yang multi-etnis dan multi-agama, dan semua agama hidup dengan menghormati satu sama lain. "

Pernyataannya muncul setelah skandal yang diprovokasi oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo, yang menerbitkan kartun tentang Islam. Penerbitan tersebut melukai perasaan jutaan umat Islam.

Publikasi kartun tersebut telah memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh dunia Islam serta kampanye untuk memboikot produk Prancis. Peristiwa teranyar, tiga orang meninggal dalam serangan pisau di sebuah gereja di Nice, Prancis, Kamis kemarin. Wali Kota Nice menyebut peristiwa ini sebagai serangan terorisme.

https://www.aa.com.tr/en/europe/russia-will-not-allow-anti-islam-media/2023858

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement