Jumat 30 Oct 2020 13:40 WIB

Macron Disebut Hanya Targetkan Islam Radikal

Macron dinilai tak memberi stigma kepada agama apapun.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Foto: AP/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron

REPUBLIKA.CO.ID,KUALALUMPUR -- Kedutaan Besar Prancis di Malaysia menyatakan Prancis tidak mendukung atau menstigmatisasi agama apa pun. Presiden Emmanuel Macron disebut hanya menargetkan Islam radikal yang harus diisolasi dan diperangi karena melanggar nilai-nilai negara.

Kedutaan Prancis mengatakan Presiden Macron tidak ingin "menyerang" komunitas Muslim di Prancis. Prancis diklaim mendukung menjamin hidup berdampingan secara damai dalam hukum dan prinsip republik, di tengah seruan oleh umat Islam untuk memboikot produk Prancis. 

Baca Juga

"Presiden dengan jelas menunjukkan akan bersikap keras terhadap generalisasi apa pun. Presiden membedakan sebagian besar warga Perancis yang beragama Islam dari minoritas militan dan separatis yang memusuhi nilai-nilai Republik, dan yang terlebih lagi menjadi beban bagi (Muslim yang sesungguhnya)," tulis pernyataan Kedutaan Prancis di Malaysia dilansir dari Bernama pada Jumat (30/10).

Beberapa negara di dunia Muslim telah menyerukan kampanye untuk memboikot produk Prancis menyusul pernyataan Macron pada 2 Oktober yang dianggap mengkritik Islam. Kedutaan Prancis juga memantau sebagian orang mencoba memulai kampanye produk anti-Prancis di Malaysia.

 

"Kami berbesar hati dengan jaminan yang diberikan oleh otoritas Malaysia bahwa pemerintah Malaysia tidak membenarkan kampanye tersebut," lanjut keterangan resmi itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement