Jumat 13 Nov 2020 03:48 WIB

Muslim Sebagai Elemen Penting Kemenangan Biden

Islam di Philadelphia telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada budaya kota.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
Muslim Sebagai Elemen Penting Kemenangan Biden. Muslim Amerika Serikat (ilustrasi).
Foto: google.com
Muslim Sebagai Elemen Penting Kemenangan Biden. Muslim Amerika Serikat (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,WASHINGTON, D.C.-- Hanya sedikit ekspektasi mendengar istilah arab seperti 'Insya Allah' diucapkan dalam panggung debat presiden Amerika, namun Biden melakukannya, dan membuat terobosan baru yang menggetarkan komunitas Arab dan Muslim Amerika.

Setelahnya, Muslim Amerika keluar dengan kekuatan penuh memutuskan untuk memilih Biden. Mereka menegaskan bahwa dengan kekuatan terorganisir kolektif, komunitas Muslim yang selama ini terpinggirkan dalam turut serta mengubah politik dan pandangan Amerika.

Setelah Obama menjadi presiden, keterlibatannya dengan komunitas Muslim Amerika seringkali hanya memperkuat gagasan Muslim sebagai sebuah masalah. Saat acara buka puasa tahunan Gedung Putih pada 2014, Obama mengambil kesempatan untuk menegaskan pembelaan atas Israel saat bom jatuh di Jalur Gaza yang mengakibatkan kematian 550 anak Palestina dalam 51 hari.

Begitu Trump menjabat, Muslim Amerika tidak lagi diberikan dukungan dari pemerintah, bahkan tradisi dan ritual keagamaan mereka harus terus berada di bawah pengawasan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun kali ini, Muslim akan menekankan tempat mereka dalam politik dengan istilah mereka sendiri.

Baru-baru ini, Muslim Amerika muncul dengan kuat di negara bagian utama, yaitu Michigan, Minnesota, Georgia, dan Pennsylvania, di mana kemenangan Biden tidak akan mungkin terjadi tanpa pengorganisasian mereka. Michigan adalah rumah bagi beberapa komunitas Muslim paling bersejarah di negara dengan populasi Muslim yang besar di dua kota besar, Dearborn dan Detroit, yang bisa dibilang mendorong pemungutan suara untuk mendukung Biden.

Dearborn adalah rumah bagi ribuan komunitas Lebanon, Irak, dan Yaman yang dapat menelusuri asal-usul mereka di Amerika sejak tahun 1870-an, dan Detroit adalah rumah bagi Masjid Nomor 1, masjid pertama Nation of Islam, yang didirikan pada tahun 1930. Detroit tetap menjadi rumah bagi komunitas Muslim kulit hitam yang bersejarah dan cukup besar yang dimobilisasi untuk memilih. Dapat dikatakan bahwa mengubah Georgia menjadi biru tidak akan mungkin terjadi tanpa pemilih Muslim.

Pennsylvania adalah negara bagian lain di mana kemenangan Biden tidak akan mungkin terjadi tanpa komunitas Muslim, terutama Muslim Kulit Hitam. Kota Philadelphia sendiri adalah rumah bagi 150.000 - 200.000 Muslim, yang sebagian besar adalah orang kulit hitam Amerika. Hal ini membuat banyak orang menyebutnya sebagai "Mekkah Barat".

Di luar jumlah Muslim yang begitu banyak, Islam di Philadelphia telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada budaya kota, terutama di kalangan orang kulit hitam Amerika. Gaya seperti "jenggot Philly" atau "jenggot Sunni" bahkan populer di kalangan non-Muslim. Kemungkinan rasisme anti-Hitam Trump dan kefanatikan anti-Muslim sangat pribadi bagi ratusan ribu Muslim Philadelphia, teman-teman mereka, dan keluarga mereka, yang mengarah pada pencurahan suara yang sangat penting bagi kemenangan Biden di Pennsylvania.

Dan saat Presiden Terpilih Biden mulai menjabat pada Januari 2021, Muslim Amerika akan lebih siap menghadapi tantangan apapun yang menghadang dan akan bergandengan tangan dengan komunitas lain dalam membangun dunia yang kita semua ingin lihat.

sumber: https://english.alaraby.co.uk/english/comment/2020/11/12/american-muslims-won-this-election

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement