Jumat 13 Nov 2020 11:19 WIB

Pasar Modal Islam Diperkirakan Menguat di Masa Depan

Pembelanjaan syariah diharapkan berkembang lebih jauh.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pasar Modal Islam Diperkirakan Menguat di Masa Depan. Ilustrasi Keuangan Islam
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pasar Modal Islam Diperkirakan Menguat di Masa Depan. Ilustrasi Keuangan Islam

IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pasar Modal Islam (ICM) dan permintaan akan produk-produk yang sesuai syariah diperkirakan akan menguat di masa depan. Penguatan ini didukung oleh daya tarik atas kelompok investor yang lebih luas, di tengah iklim ekonomi yang menantang.

Dalam laporan Economic Outlook 2021, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Malaysia mengatakan promosi produk yang sesuai dengan syariah dan digitalisasi layanan yang sedang berlangsung, akan memberikan dorongan bagi Malaysia untuk memposisikan diri sebagai pusat internasional terkemuka untuk layanan keuangan syariah.

Baca Juga

Dilansir di Pakistan Observer, Jumat (13/11), industri perbankan syariah saat ini disebut tengah berkembang. Total aset senilai 1,03 miliar ringgit atau Rp 3,5 triliun dan pangsa pasar tercatat 33 persen pada akhir Juli 2020. Sementara itu, total pembelanjaan syariah yang beredar meningkat menjadi 787,8 miliar ringgit atau setara Rp 2.696 triliun.

Pertumbuhan tersebut terutama dikontribusikan pada pembelanjaan sektor rumah tangga yang meningkat 8,7 persen atau sekitar 490,9 miliar ringgit. Peningkatan terjadi utamanya untuk pembelian properti residensial.

"Pembelanjaan syariah diharapkan berkembang lebih jauh, didukung pemulihan aktivitas ekonomi dan promosi produk-produk yang sesuai syariah secara berkelanjutan. ICM juga akan terus berkembang dengan Malaysia sebagai penerbit sukuk dan ekuitas Islam terbesar di dunia," kata Kemenkeu dalam keterangannya.

Pada akhir Juli 2020, Kemenkeu mengatakan ICM domestik bernilai 2,2 triliun ringgit, terhitung 66,2 persen dari total pasar modal Malaysia 3,3 triliun ringgit. Sedangkan penerbitan sukuk mencapai 130,8 miliar ringgit atau 60,2 persen dari total emisi obligasi.

Sementara itu, jumlah sukuk yang beredar mencapai 986,9 miliar ringgit atau 62,6 persen dari total obligasi yang beredar. Malaysia disebut terus menyumbang bagian terbesar dari sukuk global pada akhir Juni 2020, dengan 45,6 persen. Kementerian Keuangan mengatakan gejolak di pasar global telah mempengaruhi kinerja ICM.

“Hal ini tercermin dari lemahnya penerbitan sukuk korporasi selama periode awal Movement Control Order (MCO). Namun demikian, pembukaan kembali hampir semua sektor ekonomi pada pertengahan tahun menyebabkan peningkatan kinerja sukuk korporasi", lanjutnya.

Kementerian mencatat Bursa Malaysia terus mempromosikan produk sekuritas yang sesuai syariah. Pada akhir Juli 2020, total 716 atau 76,8 persen dari 932 perusahaan yang terdaftar telah sesuai dengan syariah.

Kementerian juga menambahkan, kapitalisasi pasar sekuritas yang sesuai dengan syariah mencapai 1,18 triliun ringgit atau 69,5 persen dari total kapitalisasi pasar.

https://pakobserver.net/islamic-banking-capital-market-expected-to-be-stronger/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement