Rabu 18 Nov 2020 12:22 WIB

Setelah Jeda yang Lama, Toko Souvenir Makkah Memulihkan Diri

Semua toko komersial menaruh harapan besar pada fase keempat umroh.

Setelah Jeda yang Lama, Toko Souvenir Makkah Memulihkan Diri
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Setelah Jeda yang Lama, Toko Souvenir Makkah Memulihkan Diri

IHRAM.CO.ID,MAKKAH -- Setelah jeda selama lebih dari 200 hari, aktivitas komersial toko souvenir di kota suci Makkah di sekitar Masjidil Haram perlahan-lahan mendapatkan kembali momentumnya setelah dimulainya kembali ziarah umroh secara bertahap dan kunjungan ke Dua Masjid Suci. Musim Umroh kali ini diharapkan dapat menghasilkan pendapatan belanja sebesar SR15 juta, sangat rendah dibandingkan dengan bisnis tahun-tahun sebelumnya sebelum merebaknya pandemi virus corona.

Dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (17/11) Muhammad Al-Qurashi, anggota Panitia Nasional Haji dan Umrah, mengatakan pendapatan toko souvenir diharapkan bisa mencapai SR15 juta selama musim umroh saat ini karena sebagian besar jamaah asing ingin membeli oleh-oleh dan oleh-oleh saat pulang dari kota suci.

Jamaah umroh dari berbagai belahan dunia ingin membeli beberapa souvenir dan hadiah terutama sebagai tanda peringatan perjalanan mereka ke ibu kota suci Islam serta untuk mempersembahkannya kepada kerabat dan kerabat serta orang-orang tersayang dan dekat. Barang-barang ini terutama termasuk rosario, sajadah, parfum, mainan, jam tangan, model Ka'bah Suci dan Dua Masjid Suci, dan pakaian, menurut sebuah laporan di Al-Arabiya.net. Semua aktivitas toko oleh-oleh ini terhenti menyusul penghentian sementara layanan umroh sejak awal Maret setelah merebaknya pandemi.

Ahmed Halbi, seorang spesialis layanan Haji dan Umrah, mengatakan bahwa kegiatan ekonomi di Makkah berada pada kecepatan yang sangat lambat selama fase pertama dimulainya kembali layanan umroh secara bertahap pada 4-18 Oktober. Ia mencatat, jamaah haji domestik tidak memiliki cukup waktu untuk berkeliaran di jalanan dan melakukan aktivitas berbelanja dalam waktu singkat yang diberikan bagi mereka untuk tetap tinggal di kota untuk melakukan ritual umrah.

“Namun, dengan dimulainya fase kedua pada 18 Oktober di mana jumlah jamaah umroh dan jamaah yang diizinkan di Masjidil Haram masing-masing mencapai 15.000 dan 40.000, aktivitas belanja mencatat pemulihan yang lambat,” ujarnya seraya menegaskan rambu-rambu umroh. Booming nyata dalam bisnis toko suvenir yang diwujudkan dengan dimulainya tahap ketiga pada 1 November di mana jamaah asing diizinkan untuk melakukan umroh dan mengunjungi Dua Masjid Suci untuk pertama kalinya setelah jeda delapan bulan.

Halbi menuturkan, toko souvenir, restoran, dan toko makanan di Kawasan Central Haram menjadi saksi kebangkitan kegiatan dengan kedatangan jamaah asing. "Semua toko komersial menaruh harapan besar pada fase keempat dan terakhir dari dimulainya kembali layanan Umrah secara bertahap dan kunjungan ke Dua Masjid Suci di mana kota suci itu diharapkan untuk menyaksikan arus masuk jamaah haji tanpa batas dari berbagai belahan dunia," dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement