Kamis 19 Nov 2020 14:29 WIB

Suriah, Tempat Lahirnya Para Pembuat Kaca

Suriah dikenal sebagai tempat kelahiran pembuatan kaca.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Bendera Suriah
Foto: Wikipedia
Bendera Suriah

IHRAM.CO.ID, PAISLEY -- Skotlandia akan memerkan koleksi yang tak biasa yakni benda pecah belah berusia 2 ribu tahun. Koleksi sebanyak 30 potong benda yang berasal dari zaman Romawi itu diwariskan ke Museum Paisley pada 1948 oleh Elizabeth Spiers Peterson, putri dari produsen benang. Benda-benda tersebut diyakini telah diperoleh dari para pedagang barang antik di Suriah, yang dikenal sebagai tempat kelahiran pembuatan kaca.

Setelah penghancuran yang disengaja dan penjarahan warisan budaya Suriah oleh ISIS, benda-benda kuno itu menjadi semakin penting. Pengrajin Suriah telah berjuang untuk mempertahankan kerajinan mereka sejak perang meletus sembilan tahun lalu.

"Benda-benda ini berasal dari masa ketika peniup kaca baru ditemukan, tetapi industri kaca terus berkembang pesat di Suriah hingga konflik saat ini," kata Asisten peneliti budaya dunia, Joel Fagan dilansir di The Guardian, Kamis (19/11).

Fagan menambahkan, nilai budaya benda tersebut lebih besar ketika mereka mewakili bagian dari warisan yang hilang. Namun, mereka harus berhati-hati bahwa mungkin penjarahan masa lalu yang membuat benda-benda itu tetap aman.

Salah satu pengungsi Suriah yang dilibatkan dalam pameran, Khadeja Alhorani mengatakan pajangan benda-benda kuno itu akan menyediakan alternatif cerita konflik yang belakangan mendominasi pemahaman publik tentang negaranya.

"Kami ingin pengunjung memahami bahwa kami memiliki peradaban yang hebat dan bahwa pembuatan kaca kami dikenal di seluruh dunia," tambahnya.

Khadeja Alhorani, mengatakan benda-benda kuno itu di antaranya vas-vas yang ditiup dan dibentuk dengan hati-hati, botol parfum dan gelas minum yang berkilauan warna-warni. Benda pecah belah itu membawanya pada ingatan masa lalu ketika turis datang dari seluruh dunia untuk membeli gelas mereka.

Ia mengatakan, keluarganya memiliki koleksi gelas mereka sendiri, beberapa di antaranya barusia lebih dari 100 tahun, tetapi tertinggal ketika mereka meninggalkan kota Homs dan migrasi ke Skotlandia.

Istrinya, Maryam Alhorani, menggambarkan peran barang pecah belah dalam tradisi keluarga. Menurutnya, orang Suriah sangat ramah, keluarga di sana berkunjung dan makan bersama.

"Kita cenderung menyimpan gelas khusus bukan untuk makan tapi untuk hiasan, yang bisa kita bicarakan kepada generasi muda dan mengenalkan budaya mereka," ujarnya.

Khadeja Alhorani dan Maryam Alhorani mengingat industri kaca di Suriah. Industri itu berkembang dan menghasilkan kaca tiup halus dengan desain rumit dan frasa Arab terukir di atasnya. Selain itu, ada hiasan dinding kaca dengan warna berbeda untuk mewakili sentimen berbeda, yakni merah untuk kekuatan, dan hijau untuk kebaikan. Adapula botol parfum yang dirancang untuk aroma melati, mawar dan aroma lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement