Sabtu 21 Nov 2020 18:10 WIB

Erdogan-Raja Salman Sepakat Selesaikan Masalah dengan Dialog

Hubungan antara Turki dan Arab Saudi tegang selama bertahun-tahun.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Erdogan-Raja Salman Sepakat Selesaikan Masalah dengan Dialog. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: middle east monitor
Erdogan-Raja Salman Sepakat Selesaikan Masalah dengan Dialog. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Raja Arab Saudi Salman setuju meningkatkan hubungan bilateral dan menyelesaikan perselisihan penting melalui dialog. Keduanya berbicara melalui sambungan telepon, Jumat (20/11).

"Presiden Erdogan dan raja Salman setuju menjaga jalur dialog tetap terbuka untuk memperbaiki ikatan bilateral dan mengatasi masalah," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa kedua pemimpin itu juga mendiskusikan pertemuan puncak G20.

Baca Juga

Badan berita Saudi, SPA, melaporkan Raja Salman menghubungi Erdogan melalui telapon untuk mengkoordinasikan upaya dalam kerangka KTT G20, yang akan berlangsung pada 21 dan 22 November 2020.

Hubungan antara Turki dan Arab Saudi tegang selama bertahun-tahun. Pembunuhan kolumnis timur tengah Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018 secara tajam meningkatkan ketegangan.

Selama lebih dari setahun, beberapa pedagang Saudi dan Turki berspekulasi Arab Saudi menerapkan boikot tidak resmi impor dari Turki. Middle East Eye pertama kali melaporkan rencana pada 2019.

Bulan lalu, Financial Times melaporkan pemboikotan tidak resmi menghantam dunia mode internasional ketika suku spanyol brand Mango mempertimbangkan kembali pemasok mereka di turki karena embargo oleh otoritas Saudi.

Turki adalah salah satu produsen tekstil terbesar di Eropa dan Timur Tengah. Negara tersebut telah mengekspor pakaian senilai 18 miliar dolar AS pada 2019.

Sementara para pejabat Arab Saudi menyangkal klaim memblokir barang-barang milik Turki pada Oktober lalu. Kepala kamar dagang non-pemerintah Riyadh meminta pemerintah membentuk boikot resmi sebagai tanggapan atas sikap bermusuhan yang berkepanjangan dari pemerintah Turki terhadap Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement