Senin 23 Nov 2020 06:53 WIB

Menteri Pakistan Hapus Tweet Berisi Cemoohan Macron itu Nazi

Emmanual Macron bersikap seperti Nazi

Presiden Prancis Emmanual Macron
Foto: EPA-EFE/IAN LANGSDON
Presiden Prancis Emmanual Macron

IHRAM.CO.ID, Seorang menteri Pakistan pada hari Ahad lalu menarik komentar yang dia buat sebelumnya. Kala itu dia mengatakan Presiden Emmanuel Macron memperlakukan Muslim seperti Nazi memperlakukan orang Yahudi dalam Perang Dunia Kedua.

Menteri luar negeri Prancis telah menuntut pihak berwenang Pakistan untuk menarik komentar yang diposting di Twitter oleh Menteri Federal untuk Hak Asasi Manusia Pakistan Shireen Mazari.

Sepertdikutip laman Al Arabiya, dia memposting pernyataan itu setelah bentrokan antara Pakistan dan Prancis atas penerbitan gambar Nabi Muhammad oleh majalah Prancis.

Gambar-gambar tersebut telah memicu kemarahan dan protes di dunia Muslim, khususnya di Pakistan.

"Macron melakukan kepada Muslim apa yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi - anak-anak Muslim akan mendapatkan nomor ID (anak-anak lain tidak akan) seperti orang Yahudi dipaksa untuk mengenakan bintang kuning di pakaian mereka untuk identifikasi," kata Mazari dalam sebuah tweet yang menautkan ke artikel online.

Namun artikel itu diubah sebelumnya pada hari Ahad untuk mencerminkan fakta bahwa gagasan itu, jika diterapkan, akan diterapkan pada semua anak di Prancis dan tidak hanya untuk anak-anak Muslim.

Dalam tweet lanjutannya pada hari Minggu, Mazari awalnya menggandakan klaimnya menyusul kecaman oleh kementerian luar negeri Prancis pada Sabtu malam. Di situ Mazari menggambarkan mereka sebagai "kebohongan yang mencolok, dijiwai dengan ideologi kebencian dan kekerasan."

Kemudian pada hari Minggu, kemudian Mazari membuat tweet. Dia menyatakan, "Artikel yang saya kutip telah dikoreksi oleh publikasi yang relevan, saya juga telah menghapus tweet saya yang sama."

Dia mengatakan dia telah diberitahu tentang koreksi oleh duta besar Prancis untuk Pakistan.

Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada radio RTL bahwa komentar tersebut tidak dapat diterima dan harus ditarik dari Twitter. Namun mengatakan pihaknya tetap berhati-hati karena beberapa media telah dimanfaatkan dan sejak itu mengklarifikasi artikel mereka.

Parlemen Pakistan pada akhir Oktober mengeluarkan resolusi yang mendesak pemerintah untuk menarik utusannya dari Paris. Mereka menuduh Macron "menyebarkan kebencian" terhadap Muslim.

Awal mualnya kasus itu adalah Macron memberikan penghormatan kepada seorang guru sejarah Prancis yang dipenggal kepalanya oleh seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya. Ini terjadi karena mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di sebuah kelas tentang kebebasan berbicara.

Para pejabat Prancis mengatakan pemenggalan itu merupakan serangan terhadap nilai inti kebebasan berekspresi Prancis.

Sikap Macron ini terjadi setelah majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun pada bulan September, Macron membela sekularisme. Dia mengatakan kebebasan berkeyakinan sejalan dengan kebebasan berekspresi termasuk hak untuk menghujat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement