Rabu 25 Nov 2020 18:37 WIB

Menteri Pakistan Kecam Perlakuan Prancis pada Warga Muslim

Tindakan Keras Prancis dinilai menargetkan umat Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Pakistan Kecam Perlakuan Prancis pada Warga Muslim. Umat Muslim Pakistan menggelar aksi protes mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait karikatur yang menghujat Nabi Muhammad SAW serta menyerukan aksi boikot produk Prancis di Karachi, Selasa (27/10).
Foto: EPA-EFE/Shahzaib Akber
Menteri Pakistan Kecam Perlakuan Prancis pada Warga Muslim. Umat Muslim Pakistan menggelar aksi protes mengecam sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait karikatur yang menghujat Nabi Muhammad SAW serta menyerukan aksi boikot produk Prancis di Karachi, Selasa (27/10).

IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Hak Asasi Manusia Pakistan Shireen Mazari mengecam langkah-langkah keras Prancis yang menargetkan Muslim minoritas. Awalnya, Mazari mengunggah di Twitter setelah munculnya laporan awal yang diedarkan oleh beberapa media bahwa Prancis bermaksud memberikan nomor identifikasi unik kepada siswa Muslim dalam upaya menghentikan penyebaran ekstremisme.  

"Macron melakukan kepada Muslim seperti yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi, anak-anak Muslim akan mendapatkan nomor ID (anak-anak lain tidak akan) seperti orang Yahudi yang dipaksa untuk mengenakan bintang kuning di pakaian mereka untuk identifikasi," ujar Mazari dalam unggahannya di Twitter, dilansir di TRT World, Selasa (24/11).

Baca Juga

Meskipun laporan tersebut tidak benar, dan semua siswa akan mendapatkan nomor identifikasi unik, tindakan Prancis tersebut telah dikemukakan dengan sebelah mata pada populasi Muslim di negara itu. Namun, Mazare kemudian menghapus unggahan tersebut, sebelum mengeluarkan kecaman lain atas perlakuan Prancis terhadap wanita Muslim.

Sebelumnya, Muslim di Pakistan juga menyerukan protes dan pemboikotan barang-barang Prancis sebagai tanggapan atas perlakuan negara itu terhadap umat Muslim di sana. Menyusul tiga serangan teroris di Prancis dalam kurun waktu satu bulan, Macron memang bersikap lebih keras dengan mengumumkan serangkaian langkah yang akan mengatasi apa yang dia sebut 'separatisme Islam'. Istilah demikian dianggap tidak jelas dan membuat bingung siapa kelompok sasarannya.

Bagi beberapa analis, tampak praktik normatif sehari-hari dari umat Islam tengah mendapat sorotan. Dengan latar belakang ini, pemerintah Macron mengumumkan pembatasan pada pembelajaran di rumah (home schooling) dan memberikan semua anak nomor identifikasi.

"Kita harus menyelamatkan anak-anak kita dari cengkeraman kaum Iislamis," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menyusul pengumuman tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement