IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepengurusan baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 banyak menyisakan pertanyaan publik. Pasalnya banyak sosok ulama yang ada pada kepengurusan sebelumnya terpental. Sosok itu misalnya ditengarai dengan tidak adanya sosok yang selama ini kritis kepada pemerintah seperti Din Syamsuddin dan Tengku Zulkarnain.
Menanggapi soal itu, salah satu sosok yang disebut yakni M Din Syamsuddin kemudian memberi tanggapan. Mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI 2014-2020 ini kemudian melansir pernyataan terkait namanya yang disebut 'terpental' dari kepengurusan MUI yang baru tersebut.
Din dalam salah satunya menyatakan sikap itu diambil karena dirinya memang sejak awal tak bersedia masuk dalam kepengurusan MUI kembali.
Pernyataannya Din Syamsuddin selengkapnya demikian:
Bismillahirrahmanirrahim
Sehubungan dengan beredar luasnya berita dengan pertanyaan mengapa saya tidak masuk dalam kepengurusan MUI yang baru? Izinkan saya memberi tanggapan sebagai berikut:
Menanggapi sikap Din Syamsuddin, Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyan, Nadjamuddin Ramly, mengatakan bila mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu memang sudah merasa pengabdiannya sudah selesai di MUI. Apalagi Din Syamsuddin pun mengetahui bila Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin ingin sekali menjadi Ketua Dewan Pertimbangan MUI.
''Seperti Pak Din sungkan. Untuk itu dia mempersilahkan bila ada yang ingin sekali mengabdi di MUI. Pak Din tak ingin jadi penghalang,'' kata Nadjamudin Ramly.
Menurut Nadjamuddin, memang bila melihat prinsip MUI sebagai rumah besar umat Islam, maka kepengurusan Dewan Pimpinan MI 2020-2025 kurang mencerminkan hal tersebut. Ini karena sebagian besar kepengurusan didominasi olah salah satu Ormas Islam tertentu.
''Saya prihatin bila ada ormas Islam lain yang terpinggirkan. Mereka memang bukan ormas Islam yang bermassa besar. Seolah mereka tak dianggap penting lagi,'' katanya.