Ahad 29 Nov 2020 21:13 WIB

Pelaku UMKM Bahan Baku Ikan Tangkap di Lebak Kembali Bangkit

Sejak sepekan terakhir ini mulai kembali bangkit banyak permintaan pasar.

Pelaku UMKM Bahan Baku Ikan Tangkap di Lebak Kembali Bangkit (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Pelaku UMKM Bahan Baku Ikan Tangkap di Lebak Kembali Bangkit (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,LEBAK -- Pelaku usaha UMKM bahan baku ikan tangkap di pesisir Kabupaten Lebak, Banten kembali bangkit sehubungan meningkatnya permintaan pasar.

"Kami sejak sepekan terakhir ini merasa kewalahan melayani permintaan pasar itu," kata Jubaedah (45), seorang pelaku UMKM bahan baku ikan di Binuangeun, Kabupaten Lebak, Ahad (29/11).

Pelaku UMKM itu dengan memproduksi abon ikan, kerupuk ikan dan baso ikan, namun mereka sangat terpukul sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pandemi Covid-19. Mereka terpaksa tidak memproduksi kerajinan bahan baku ikan tangkapan akibat omzet menurun drastis.

Sebelumnya, produksi abon ikan, baso ikan dan kerupuk ikan menembus Pasar Supermarket Carrefour.

Namun demikian, sejak sepekan terakhir ini mulai kembali bangkit banyak permintaan pasar, baik pelanggan maupun rekanan dari perusahaan makanan di Tangerang dan Jakarta. "Kami merasa kebingungan meningkatnya permintaan pasar itu, karena kesulitan permodalan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, dirinya kini memasarkan secara online juga melayani pelanggan tetap karena belum bisa memenuhi permintaan perusahaan makanan akibat keterbatasan modal tersebut.

Biasanya, kata dia, dirinya memasok abon ikan ke perusahaan makanan mencapai 500 kilogram per bulan dengan harga Rp100 ribu/kilogram.

Selain itu juga memasok kerupuk ikan dengan harga Rp10 ribu/bungkus dan baso ikan Rp20 ribu/bungkus. "Kami berharap lembaga keuangan, BUMN, pemerintah maupun perbankan dapat memberikan bantuan modal dengan bunga relatif murah juga tanpa jaminan," katanya.

Begitu juga Yayah (60) seorang pelaku UMKM bahan baku ikan warga Malingping Kabupaten Lebak mengaku dirinya sejak dua pekan kembali bangkit setelah banyak permintaan pasar.

Produksi baso ikan yang digelutinya itu kini bisa dipasok ke luar daerah hingga 400 kilogram/hari dengan harga Rp20 ribu/kilogram. "Omzet kami sekarang kembali normal hingga mencapai Rp14 juta/hari dari 10 bulan masa Covid-19 terpuruk hingga Rp4 juta/hari," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Nelayan Kecil Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Hasan Lubis mengatakan pelaku UMKM yang menggunakan bahan baku ikan laut di daerah itu cukup banyak.

Produksi aneka kerajinan ikan tangkapan yang berkembang di pesisir selatan Kabupaten Lebak, diantaranya kerupuk ikan, baso ikan, abon ikan dan panganan ikan.

Produksi ikan tangkapan tersebut dipasarkan melalui pusat perbelanjaan oleh-oleh setempat yang tersebar di Kecamatan Wanasalam dan Malingping.

Selain itu juga dipasok ke berbagai daerah di Provinsi Banten dan DKI Jakarta.

Bahkan, abon ikan merk "Bu Bedah" produksi kerajinan Kecamatan Wanasalam menembus pasar Supermarket Carrefour.

Saat ini, jumlah perajin aneka kerajinan ikan tangkapan hingga puluhan dan menyerap tenaga kerja hingga 400 orang dengan omzet Rp2-3 miliar per bulan. "Kami kini mengoptimalkan pembinaan agar produksi kerajinan ikan tangkapan menjadikan andalan ekonomi masyarakat pesisir," ujarnya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement