Selasa 01 Dec 2020 02:31 WIB

Houthi Klaim Bunuh Delapan Tentara Arab Saudi

Houthi mengklaim menyerang markas pasukan Arab Saudi di Yaman

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pasukan Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung Saudi terlibat dalam pertempuran dengan milisi Houthi di kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, Kamis (8/10/2020) (Diterbitkan Jumat (9/10/2020).
Foto: EPA-EFE/NAJEEB ALMAHBOOBI
Pasukan Yaman yang setia kepada pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung Saudi terlibat dalam pertempuran dengan milisi Houthi di kota pelabuhan Hodeidah, Yaman, Kamis (8/10/2020) (Diterbitkan Jumat (9/10/2020).

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Kelompok pemberontak Houthi mengatakan telah menyerang markas pasukan Arab Saudi di Provinsi Marib, Yaman, pada Ahad (29/11). Mereka mengklaim membunuh setidaknya delapan tentara Saudi. 

Dilaporkan laman Aljazirah, juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan serangan pasukannya juga melukai sejumlah tentara Saudi lainnya. Belum ada konfirmasi atau keterangan resmi dari Saudi terkait serangan tersebut.

Baca Juga

PBB telah meminta pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan Houthi menahan diri serta menghentikan eskalasi di Hodeidah, yakni pelabuhan utama negara tersebut. Namun konfrontasi antara kedua belah justru meningkat di beberapa provinsi. 

"Selama sepekan terakhir, serangan udara, penggunaan alat peledak improvisasi, dan serangan darat dilaporkan," kata kepala misi PBB di Hodeidah Abhijit Goha. Dia mengaku telah mendapat laporan tentang adanya korban sipil, termasuk anak-anak. 

Sejak Maret 2015, Saudi telah melakukan intervensi militer di Yaman. Mereka berupaya menumpas Houthi dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan. Saudi memandang Houthi sebagai ancaman karena didukung Iran.

Sejak saat itu, Saudi gencar melancarkan serangan udara ke Yaman. Peperangan telah menyebabkan banyak sekolah, rumah sakit, dan fasilitas publik lainnya hancur. Konflik memicu jutaan warga kelaparan. Akses ke fasilitas atau layanan kesehatan semakin sulit. PBB telah menyebut krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement