Jumat 04 Dec 2020 17:29 WIB

Saat Haji, Mubarok Mimpi Rasulullah Agar Temui Rahib Majusi

Abdullah segera pulang ke Bagdad dan terus mencari Rahib Majusi itu.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Al Mubarok Diminta Rasulullah Menemui Rahib Majusi Saat Haji. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Al Mubarok Diminta Rasulullah Menemui Rahib Majusi Saat Haji. Ilustrasi Sahabat Nabi

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Pernah dalam suatu perjalanan haji, setelah selesai shalat, Abdullah bin Al Mubarok rah tertidur di dekat Hijir Ismail. Di dalam tidurnya, dia bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. ketika itu beliau datang dengan wajah berseri-seri dan bersabda kepada Ibnu Al Mubarok.

"Wahai Abdullah kembalilah ke Bagdad, temui olehmu Bahramal Majusi (Rahib Majusi) dan sampaikan salamku kepadanya dan katakanlah Allah meridhoinya."

Seketika Abdullah terbangun. Ia terkejut dan menganggap mimpi itu datang dari setan. Namun, sepanjang mengerjakan Haji, mimpi yang sama datang tiga kali berturut-turut di dalam tidurnya. Barulah Abdullah meyakini bahwa mimpi itu benar, karena dia mengetahui bahwa setan tidak dapat menyerupai Rasulullah SAW walaupun dia dalam mimpi.

Akhirnya, setelah menunaikan haji nya, Abdullah segera pulang ke Bagdad dan terus mencari Rahib Majusi itu. Dia ingin menyampaikan pesan dalam mimpi itu sekaligus ingin mengetahui apa keistimewaan si Majusi itu, sampai-sampai  Rasulullah saw berkirim salam kepadanya.

Setelah bertanya-tanya Ibnu Al Mubarok bertemu dengan laki-laki yang dimaksud itu dan dia langsung bertanya kepada Rahib Majusi itu. "Wahai, Bahramal Al Majusi, bolehkah aku tahu apa kebaikan yang pernah engkau lakukan?" tanya Abdullah menyelidiki kebaikan si majusi.

"Baru tadi aku meminjamkan uang kepada seseorang dengan sedikit bunga,"  kata Majusi itu.

"Itu haram hukumnya bagi kami," kata Abdullah. 

"Adakah yang lain?" tanya Abdullah lagi.

"Ya aku memiliki empat anak laki-laki dan empat anak perempuan. Maka aku telah mengawinkannya sesama mereka dan sebagian tanda syukur, aku rayakan mereka itu dalam satu pesta yang besar lagi meriah." kata Majusi.

"Hal itu juga haram bagi kami, adakah yang lainnya?" 

"Ya aku memiliki seorang putri yang kecantikannya tidak tandingannya di daerah ini. Itulah sebabnya aku sendiri yang menikahinya dan merayakan perkawinan kami dengan pesta yang besarnya.  Lebih dari seribu orang majusi menghadiri pestaku itu." 

"Demi Allah itu juga sesuatu yang haram. Apakah ada lagi kebaikan yang pernah engkau lakukan wahai majusi? Abdullah bin Mubarak Hampir putus asa, karena tidak dapat menjumpai keistimewaan dari majusi itu.

"Oh ya baru aku teringat seminggu yang lalu pada suatu malam ketika aku sedang tidur bersama anakku, datanglah seorang wanita yang seagama denganmu. Dia datang dan pergi beberapa kali. Aku menduga dia akan mencuri sesuatu, maka aku mengikutinya dari belakang. Sampai di rumah, wanita tersebut terlihat ada empat anak perempuannya yang masih kecil-kecil sedang kelaparan. Anaknya itu bertanya. "Wahai ibu, adakah makanan untuk kami malam ini?" 

Ibunya lalu menjawab. "Bersabarlah, anakku. Aku malu untuk meminta kepada selain Allah. Apalagi kepada musuh Allah orang majusi itu karena" jawabnya sambil menangis meneteskan air mata.

Mendengar percakapan itu Majusi mengaku tidak tega melihat keadaan mereka. Pada saat itulah ia segera pulang dan kembali dengan membawa banyak makanan ke rumah Ibu tadi.

"Semua makanan itu kuserahkan kepada wanita malang itu, sehingga pada malam itu anak-anaknya makan dengan lahap. Mereka sangat gembira dan aku merasa puas, "tutur Bahramal Al Majusi itu kepada Ibnu Al Mubarak. 

Mendengar cerita itu Abdullah menceritakan. "Wahai, majusi tahukah engkau? Inilah kebaikan yang telah engkau lakukan hingga aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau berpesan kepadaku agar menyampaikan salam kepadamu. Beliau juga memberitahu bahwa Allah telah ridho kepadamu?" Kata Abdullah sedangkan hatinya masih ragu walaupun dengan kebaikan dan kemuliaan hatinya itu apakah layak Allah meridhoinya sedangkan dia bukan seorang Muslim.

Majusi itu merasa terkejut mendengar penjelasan Abdullah. Baginya, mimpi tersebut satu kemuliaan baginya, karena Rasulullah SAW adalah insan yang sangat dihormati dan dikagumi kawan dan lawan. Dengan izin Allah akhirnya Rahib Majusi itu mengucapkan kalimat syahadat di hadapan Abdullah.

Hatinya begitu bahagia telah terbuka untuk memelui Islam. Namun, karena begitu bahagianya dia dengan keislamannya, sehingga setelah mengucapkan kalimat syahadat Rahib Majusi itu tersungkur dan menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan sebagai Muslim yang diridhoi Allah dan Rasul-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement