Sabtu 05 Dec 2020 19:23 WIB

Setelah Pakai Yuan, Turki-China Perkuat Perdagangan

Kereta pertama yang membawa barang ekspor dari Turki ke China telah berangkat

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Seorang wanita, mengenakan topeng berhias bendera Turki
Foto: AP/Emrah Gurel
Seorang wanita, mengenakan topeng berhias bendera Turki

IHRAM.CO.ID, ANKARA-- Hubungan ekonomi Turki-China makin mesra. Setelah penggunaan bersama mata uang yuan dan lira, Turki dan China perkuat kerja sama dagang.

Pada Juni 2020 lalu, Bank Sentral Turki mengumumkan penggunaan mata uang yuan China pertama kalinya dalam sejarah ekonomi Turki. Pengunaan yuan dan lira dalam hubungan Turki-China ini berdasarkan perjanjian swap yang mulai direalisasikan pada Kamis (18 Juni).

Sekarang, perdagangan menjadi fokus kedua negara. Kereta pertama yang membawa barang ekspor dari Turki ke China pada Jumat telah berangkat dari Istanbul, kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Kereta itu melewati Koridor Timur-Barat Tengah Trans Kaspia melalui jalur Baku-Tbilisi-Kars, menempuh jarak 8.693 km, melewati dua benua, dua laut, lima negara dan meneruskan perjalanannya ke China dalam 12 hari, menurut pernyataan kementerian itu.

 

Kemlu Turki menuturkan bahwa 10 gerbong pertama telah berhasil beroperasi di jalur China-Turki-Eropa pada November lalu, kereta itu berangkat dari China menuju ke Praha.

Kereta telah melintasi jalur rel Marmaray dan melakukan perjalanan di Koridor Timur-Barat Tengah Trans Kaspia yang dipelopori oleh Turki.

"Turki akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk lebih meningkatkan konektivitas antara Timur dan Barat dan untuk mempertahankan posisi sentralnya di wilayahnya," tukas pernyataan dari Kemlu Turki.

 Sebelumnya Turki dan China menandatangani perjanjian swap mata uang. 

Dalam pernyataan bank sentral Turki, perusahaan Turki di berbagai sektor membayar tagihan impor mereka dari China menggunakan yuan melalui bank terkait.

"Perjanjian swap ini penting untuk memfasilitasi penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran perdagangan internasional dan akses mudah perusahaan Turki ke likuiditas internasional," kata pejabat bank sentral Turki seperti dikutip Anadolu.

Menurut pernyataan bank sentral, penggunaan mata uang yuan dapat memperkuat kerja sama keuangan antara Turki dan China. Perjanjian swap ditandatangani antara Bank Sentral Turki dengan Bank Rakyat China pada 2019. Di bawah kesepakatan itu, bank-bank komersial dapat memperluas jangkauan produk mereka sesuai dengan perdagangan internasional, dan kegiatan keuangan dengan strategi berdasarkan perjanjian swap.

Swap adalah transaksi pertukaran dua valas melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka, atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kepastian kurs (kurs bersifat tetap selama kontrak), sehingga dapat menghindari kerugian selisih kurs.

Turki ingin mengurangi pemakaian dolar AS dalam transaksi perdagangan global.

Ketergantungan terhadap dolar AS dapat menyebabkan ketidakstabilan nilai tukar lira sehingga beberapa kali mengalami penurunan drastis.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement