Sabtu 12 Dec 2020 05:16 WIB

Israel Coba Tarik Kembali Perempuan Yahudi yang Jadi Mualaf

Pernikahan campuran antara orang Yahudi dan Arab masih dianggap isu problematik di Is

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perempuan Israel
Foto: Reuters
Perempuan Israel

IHRAM.CO.ID, TEL AVIV -- Berita mengenai perempuan muda Yahudi, Noy Shitrit yang menjadi mualaf setelah menikahi seorang Arab Israel pada tahun 2017 mengguncang Israel. Masyarakat Israel tidak memandang persatuan antara dua kelompok masyarakat sebagai sesuatu yang positif. Hingga saat ini, pernikahan campuran antara orang Yahudi dan Arab masih dianggap isu problematik di Israel.

Di Israel ada organisasi yang berusaha menghentikan asimilasi Arab-Israel tersebut. Lehava berusaha menarik kembali pemudi-pemudi yang dianggap 'kehilangan arah'. Anat Gopstein mengatakan suaminya membawa kembali Noy dengan menjauhkannya dari laki-laki yang ternyata kasar.

"Banyak perempuan (yang akhirnya menjadi mualaf) datang dari latar belakang yang bermasalah, beberapa tertarik dengan perhatian yang diberikan laki-laki ke mereka, yang lainnya terpukau dengan hadiah yang diberikan untuk mereka, hubungan ini selalu dimulai dengan 'wow' tapi akhirnya berakhir dengan masalah," kata Anat seperti dikutip Sputnik News, Jumat (11/12).

Bersama suaminya Anat mendirikan Lehava pada tahun 2005. Tujuannya untuk membantu perempuan-perempuan yang 'kehilangan arah'. Organisasi itu bertujuan untuk mengakhiri asimilasi Arab-Yahudi di Israel.

Walaupun banyak pihak yang menilai Lehava kelompok ekstrem kanan, kerap menyebar hasutan dan melakukan teror. Anat mengatakan 'permainan kemunafikan politik' itu tidak akan menghentikannya dari aktivitasnya selama ini.

"Sulit memberi angka resminya tapi kami tahu angka pindah agama meningkat, hanya karena proses asimilasi di Israel juga meningkat," katanya.

Pernyataan Anat didukung statistik. Pada tahun 2003 hanya 40 orang Yahudi Israel yang menjadi mualaf. Di tahun 2006 angkanya naik hampir dua kali lipat yakni 70 orang.

Sejak saat itu tendensi terus tumbuh. Antara tahun 2005 hingga 2007 ada sekitar 250 kasus pindah agama dari Yahudi ke Islam. Sebagian besar diantaranya perempuan.

"Cara kerjanya perempuan yang akhirnya pindah agama karena mereka menikahi laki-laki muslim dan ini menimbulkan masalah karena mereka kafir yang mengambil perempuan kami dari agama Yahudi," kata Anat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement