Sabtu 12 Dec 2020 11:47 WIB

20 persen Pria Lebih Banyak dari Wanita di China

20 persen pria lebih banyak dari pada wanita di China

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Biro Statistik Nasional (NBS) China mengumumkan adanya ketidakseimbangan gender. Tercatat hampir 20 persen lebih banyak pria daripada wanita di antara kaum muda di bawah usia 20 tahun.

Dilansir dari kantor berita Bernama pada Sabtu (12/12), data terbaru NBS tentang struktur populasi China menampilkan rasio jenis kelamin anak laki-laki-perempuan di negara itu mencapai 119,1 persen di antara mereka yang berusia antara 10-14 dan 118,39 persen di antara mereka yang berusia antara 15-19 pada akhir 2019. Ketimpangan gender di antara kelompok usia 20-24 mencapai 114,61 persen pada akhir 2019.

Lebih dari 40 tahun setelah "Kebijakan Satu Anak" yang terkenal di China diperkenalkan pada awal 1980-an, ketidakseimbangan gender di negara itu terus memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Karena keluarga China secara tradisional lebih menyukai anak laki-laki daripada perempuan.

Kebijakan Satu Anak mendorong banyak keluarga untuk secara selektif mengindari memiliki anak perempuan melalui aborsi berbasis seks. Ketidakseimbangan gender yang meningkat telah membuat semakin sulit bagi pria muda China untuk menikah karena mereka menghadapi persaingan yang ketat untuk mendapatkan wanita yang jumlahnya terbatas.

Pria China dari provinsi barat daya Yunnan dan Guangxi dilaporkan mulai membayar pengantin wanita asing dari negara tetangga, termasuk Vietnam dan Pakistan, dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengatasi ketidakseimbangan gender dan populasi di negara itu.

Pihak berwenang China mulai melonggarkan kebijakan keluarga berencana mereka yang ketat pada akhir 2013 dengan mengizinkan beberapa pasangan memiliki dua anak.

Namun, pelonggaran kebijakan keluarga berencana gagal meningkatkan angka kelahiran di China dalam beberapa tahun terakhir. Alasannya, pasangan muda mulai lebih fokus pada perkembangan pribadi. Selain itu, pasangan muda menjadi khawatir memiliki lebih banyak anak karena meningkatnya biaya membesarkan mereka. 

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah ahli demografi China meminta pihak berwenang untuk lebih meringankan pembatasan keluarga berencana dengan mengizinkan pasangan China memiliki anak ketiga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement