Sabtu 12 Dec 2020 17:28 WIB

Konsolidasi BRI, PNM & Pegadaian Dorong UMKM Naik Kelas

Kementerian BUMN terdapat dua program bagi pelaku UMKM.

Konsolidasi BRI, PNM & Pegadaian Dorong UMKM Naik Kelas (ilustrasi).
Foto: CANDRA YANUARSYAH/ANTARA
Konsolidasi BRI, PNM & Pegadaian Dorong UMKM Naik Kelas (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan tujuan konsolidasi Bank BRI, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Pegadaian, adalah untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas.

"Kemarin kita juga konsolidasikanBank BRI, PNM, dan juga Pegadaian, supaya menjadi satu database sehingga dengan sistem satu database ini kita bisa mendorong pengusaha UMKM naik kelas," ujar Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Sabtu (12/12).

Jadi, kata ErickThohir, nanti terlihat pelaku UMKM yang unbankable,saat ini pinjamannya mencapai Rp2 juta sampai dengan Rp10 juta. Kemudian nanti kalau pinjaman Rp20 sampai dengan Rp30 juta itu dibantu oleh Pegadaian, katanya, dan kalau pelaku UMKM tersebut sudah bisa melakukan pinjaman Rp50 juta maka Bank BRI yang masuk.

ErickThohir mengatakan memang keberpihakan terhadap pelaku UMKM ini tidak hanya lips service, jadi harus dijalankan, terutama dalam kondisi Covid-19.

 

"Jadi memang suka tidak suka keberpihakan kepada pelaku UMKM harus dari pemerintah, swasta, atau BUMN," kata ErickThohir.

Di Kementerian BUMN sendiri terdapat dua program bagi pelaku UMKM, pertama kita melibatkan pelaku UMKM untuk pengadaan barang atau capital expenditure (capex) yang ada di perusahaan-perusahaan BUMN.

Kementerian BUMN telah meluncurkan Pasar Digital (PaDi) UMKM, di mana diawali dengan 9 perusahaan BUMN seperti Telkom untuk delapan jenis pengadaan. Kementerian BUMN sendiri akan terus meningkatkan dalam PaDi UMKM ini pada tahun depan untuk seluruh BUMN yang berjumlah 41.

Program kedua, Kementerian BUMN juga bersinergi dengan Kementerian Koperasi UKM serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Sarinah, di mana mencoba mengganti strateginya bahwa Sarinah harus 80 persen produk yang dipasarkannya adalah merek Indonesia.

"Kita sebagai trading house dan perusahaan ritel, tetapi kita juga meminta dukungan pembinaan dan pendampingan UMKM dari Kemenkop UKM serta kurator dari Kemenparekraf," ujar Erick Thohir.

Kementerian BUMN sendiri juga sudah membuka akses pasar internasional bagi pelaku UMKM melalui kerjasama dengan perusahaan ritel duty free global ternama Dufry.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement