Rabu 16 Dec 2020 10:20 WIB

Ekspatriat Filipina di Dubai tak Rayakan Simbang Gabi

Perayaan tradisional Simbang Gabi Filipina di Dubai terlewatkan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Ekspatriat Filipina di Dubai tak Rayakan Simbang Gabl. Foto: Ibadah Malam Natal (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Ekspatriat Filipina di Dubai tak Rayakan Simbang Gabl. Foto: Ibadah Malam Natal (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, DUBAI --  Perayaan Simbang Gabi tradisional akan sangat dirindukan oleh orang Katolik Filipina di Dubai karena pandemi Covid-19. Tidak ada misa malam dengan hampir 25.000 orang selama sembilan hari menjelang Natal di Gereja Katolik St. Mary di Oud Metha, karena akan dilakukan secara virtual mulai tanggal 15 Desember.

"Ini adalah bagian dari tindakan pencegahan kami terhadap Covid-19. Tidak akan ada Simbang Gabi secara langsung di Dubai karena gereja tetap tutup. Tetapi Gereja St. Mary dan Gereja Katolik St. Fransiskus dari Assisi di Jebel Ali akan mengadakan Simbang Gabi daring bersama mulai tanggal 15 Desember pukul 19.45," kata Pastor Chito Bartolo, OFM Cap dari Pastor Filipina, dilansir di Gulf News, Rabu (16/12).

Baca Juga

Simbang Gabi merupakan tradisi Natal Filipina yang dimulai pada akhir 1600-an selama era Spanyol. Kegiatan ini menjadi salah satu pertemuan paling ditunggu umat Kristen Filipina setiap tahun.

Simbang Gabi adalah rangkaian Misa kebaktian sembilan hari yang biasanya diadakan saat fajar. Umat Katolik Filipina membawa tradisi itu ke UEA pada awal tahun 2000 dan misa diadakan pada malam hari.

 

Menurut Pastor Chito, Gereja St Mary di Dubai dulu menampung 25.000 pengunjung gereja untuk misa jam 8 malam dan misa lain pada jam 4 pagi. Hal ini diperkenalkan beberapa tahun lalu yang setidaknya diikuti 5.000 hadirin setiap hari.

Bagi komunitas ekspatriat Filipina, Simbang Gabi bukan hanya sebagai ekspresi keimanan tetapi juga perayaan komunitas menjelang Natal. Selalu ada suasana meriah karena kegiatan diadakan di luar ruangan untuk menampung sejumlah besar pengunjung gereja yang tumpah hingga keluar dari kompleks gereja, seperti di lapangan sepak bola, lapangan basket, teras gereja dan tempat parkir.

Orang Filipina dari segala usia datang untuk mendengarkan misa, dari orang tua hingga bayi di kereta bayi atau digendong oleh orang tua mereka. Ada yang datang langsung usai kerja, sementara beberapa kolega dan keluarga datang berkelompok membawa kursi lipat, tikar, atau bahan apa pun yang bisa mereka gunakan untuk menutupi rumput.

Lagu-lagu Natal dinyanyikan sebelum misa. Tak hanya itu, makanan tradisional Natal seperti puto bumbong (kue beras kukus) dan bibingka (kue beras) tersedia di halaman gereja.

Lalu lintas biasanya padat di sekitar Oud Metha sebelum dan sesudah misa. Orang-orang berusaha keras untuk datang setiap malam dengan keyakinan bahwa apa pun yang diinginkan dan doakan akan terkabul jika menyelesaikan Simbang Gabi sembilan hari.

Pastor Chito juga menyebut segalanya pasti akan berbeda tahun ini. Meski demikian, momen ini akan menjadi waktu terbaik bagi orang Filipina untuk berkumpul dan menguatkan keyakinan mereka, meskipun misa dilakukan secara daring.

“Simbang Gabi mengikat kami bersama. Bagi umat Katolik, misa adalah bentuk doa tertinggi dan komunitas yang berkumpul sembari berdoa bersama memberi efek sangat kuat, terutama pada saat pandemi ini," kata dia.

Pastor Chito mengatakan Simbang Gabi tahun ini akan berpusat pada tema, 'Yesus, Ilaw di Pag-ibig ng Pasko' (Yesus, terang dan cinta Natal). Dia mendorong peserta yang akan hadir untuk menjaga lingkungan agar khusyuk selama misa dengan mematikan telepon. Salu-salo sederhana (berbagi makan) juga dianjurkan untuk diadakan di setiap rumah tangga setelah misa.

Simbang Gabi akan disiarkan langsung melalui halaman Facebook resmi Komunitas Filipina SMC dan detail lebih lanjut dapat ditemukan di situs web Gereja St Mary.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement