Rabu 16 Dec 2020 12:17 WIB

Belum Ada Destinasi Wisata Jatim Ajukan Tutup Saat Nataru

Sulit menutup destinasi wisata karena menyangkut nasib banyak pihak.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ani Nursalikah
Belum Ada Destinasi Wisata Jatim Ajukan Tutup Saat Nataru. Jatim Park, salah satu obyek wisata di Malang, Jawa Timur.
Foto: Republika/Endah Hapsari
Belum Ada Destinasi Wisata Jatim Ajukan Tutup Saat Nataru. Jatim Park, salah satu obyek wisata di Malang, Jawa Timur.

IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim Tri Bagus Sasmito menyatakan, hingga kini belum ada destinasi wisata yang mengajukan penutupan saat libur natal 2020 dan tahun baru 2021.

Jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur terus mengalami lonjakan. Dalam enam hari terakhir saja, tepatnya mulai Kamis (10/12) hingga Selasa (15/12), terdapat 4.552 kasus Covid-19 baru di Jatim.

Baca Juga

"Memang Jawa Timur bahkan nasional lagi tinggi (penambahan kasus Covid-19). Tapi sampai sekarang kami belum mendapat laporan dari kabupaten/ kota yang menutup diri atau tidak menerima kunjungan wisatawan (saat Nataru)" kata Bagus kepada Republika.co.id, Rabu (16/12).

Bagus menegaskan, terkait pembukaan atau penutupan destinasi wisata, diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah kabupaten/ kota. Ia kembali menegaskan, belum ada daerah yang mengajukan penutupan destinasi wisata. Namun ada daerah seperti Surabaya, yang mengeluarkan surat imbauan agar tidak menggelar perayaan natal dan malam tahun baru 2021.

"Kalau untuk penyelenggaraan perayaan, Surabaya sudah mengeluarkan (surat imbauan untuk tidak menggelar perayaan). Di kabupaten/ kota lain belum ada saya kira," ujar Bagus.

Bagus meyakini, daerah-daerah akan kesulitan menutup destinasi wisata karena menyangkut nasib banyak pihak. Sejumlah pihak itu meliputi pengelola wisata, perhotelan, pemilik kendaraan, restoran, atau warung makan, UMKM, hingga wisatawan. Artinya para pelaku usaha tersebut bisa kembali terpukul jika dilakukan penutupan destinasi wisata.

Bagus menegaskan, terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/ kota terkait persiapan liburan natal 2020 dan tahun baru 2021. Koordinasi dimaksudkan untuk memastikan agar protokol kesehatan di destinasi-destinasi wisata benar-benar dijalankan secara ketat.

"Kami gali terus teman-teman kabupaten/ kota situasinya seperti apa. Yang jadi pertimbangan pelaku usaha wisata harus ketat melakukan protokol kesehatan sesuai amanat. Yaitu memakai makser, menjaga jarak, mencuci tangan," ujar Bagus.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk melakukan penutupan atau pembatasan kunjungan ke destinasi-deatinasi wisata di wilayah setempat. Namun demikian, kata Emil, yang sudah pasti akan dilakukan adalah menggencarkan Operasi Yustisi untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Penutupan tempat wisata, pembatasan pengunjung daerah semua dipertimbangkan dengan seksama. Ya kita harus pastikan ada sebab dan akibatnya juga," ujar Emil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement