Rabu 16 Dec 2020 14:26 WIB

Raja Salman Umumkan Prioritas Anggaran 2021 untuk Kesehatan

Anggaran Saudi pada 2021 akan diprioritaskan pada ranah kesehatan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Umat Muslim yang melakukan sholat jarak sosial di Masjidil Haram untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan sejak pembatasan penyakit coronavirus (COVID-19) diberlakukan, setelah diizinkan oleh otoritas Saudi, di kota suci Mekkah, Arab Saudi 18 Oktober 2020
Foto: RaesahAlharmin / HO via REUTERS
Umat Muslim yang melakukan sholat jarak sosial di Masjidil Haram untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan sejak pembatasan penyakit coronavirus (COVID-19) diberlakukan, setelah diizinkan oleh otoritas Saudi, di kota suci Mekkah, Arab Saudi 18 Oktober 2020

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman mengumumkan anggaran Arab Saudi tahun 2021 dengan pengeluaran sebesar 990 miliar Riyal (264 miliar dolar). Anggaran tersebut diprioritaskan untuk kesehatan.

"Kami telah mengarahkan bahwa anggaran memberikan prioritas untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warga dan penduduk, dan untuk melanjutkan upaya untuk membatasi efek pandemi pada ekonomi kita," kata Raja Salman, dilansir di Arab News, Rabu (16/12).

Pada Selasa (15/12), para pembuat kebijakan di Kerajaan Saudi mengatakan, bahwa strategi Visi 2030 untuk mendiversifikasi ekonomi telah membantu Arab Saudi melewati kerusakan dari pandemi Covid-19 dan memungkinkan memprioritaskan kesehatan masyarakat.

Sementara itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan 2020 telah menjadi tahun yang sulit bagi seluruh dunia karena pandemi virus corona. Akan tetapi, menurutnya, Kerajaan Saudi telah membuktikan kemampuannya untuk menahan dampak dari pandemi tersebut.

"Krisis telah dikelola dengan sangat hati-hati dan efektif, yang mengarah pada pengurangan dampak negatif pada ekonomi Saudi," kata Mohammed bin Salman.

Dalam pengumuman anggaran itu dikatakan, bahwa Visi 2030 telah dicoba dan diuji oleh pandemi, sehingga sangat meningkatkan ketahanan ekonomi dan membantu mengurani dampak negatif dari krisis.

Sementara proyeksi untuk 2021 mengungkapkan, bahwa penurunan 3,7 persen dari PDB yang diperkirakan tahun ini, diikuti oleh pertumbuhan 3,2 persen pada tahun depan, dengan asumsi bahwa kegiatan ekonomi akan terus pulih selama tahun ini.

Indikator utama lainnya menunjukkan, defisit anggaran meningkat menjadi 12 persen tahun ini, sebagian besar karena penurunan pendapatan minyak, sebelum pulih menjadi 4,9 persen pada 2021 dan hampir menghilang pada 0,4 persen pada 2023.

"Hal ini direncanakan melalui upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran dan mencapai stabilitas dan kesinambungan fiskal," demikian pernyataan dalam anggaran 2021 itu.

Menteri Keuangan Saudi, Mohamed Al-Jadaan, mengatakan tahun 2020 telah menyaksikan hasil luar biasa dalam cara Kerajaan menangani pandemi, dan dengan keputusan berani Saudi seperti menangguhkan ibadah umrah dan sholat di masjid-masjid.

Ia mengatakan, meski penerbangan dan pariwisata masih menderita, banyak sektor lain yang mengalami kemajuan. Kepercayaan bisnis di Arab Saudi telah bangkit kembali dan termasuk yang tertinggi di dunia.

"Pemberian vaksin akan dibarengi dengan percepatan pemulihan ekonomi," kata Al-Jadaan.

Arab Saudi telah dikritik karena membelanjakan lebih sedikit untuk dukungan fiskal selama krisis dibandingkan negara-negara G20 lainnya. Namun Al-Jadaan mengatakan, resesi Kerajaan tidak terlalu parah sehingga langkah-langkah fiskalnya lebih efektif daripada di negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement