Rabu 16 Dec 2020 15:48 WIB

12 Perempuan India Jadi Korban Pekerja Paksa di UEA

Para perempuan itu diperlakukan buruk.

12 Perempuan India Jadi Korban Pekerja Paksa di UEA. Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
12 Perempuan India Jadi Korban Pekerja Paksa di UEA. Bendera India (Ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Sebanyak 12 perempuan asal India menjadi korban penipuan agen perekrutan pekerja bodong. Mereka harus bekerja 15 jam penuh tanpa dibayar dan diberi makan, bahkan diperlakukan buruk.

"Setelah bertugas, mereka dibawa kembali dan dikunci di apartemen. Beberapa perempuan mengeluhkan penganiayaan dan makanan yang buruk," kata Roop Sidhu, sekretaris jenderal Asosiasi India di Ajman dilansir dari The National News, Rabu (16/12). 

Baca Juga

Peristiwa tersebut terjadi di Ajman, Uni Emirat Arab (UEA). Mereka sebelumnya dijanjikan akan menjadi pegawai tetap di toko-toko di Emirates.

"Kami mengimbau para wanita yang datang untuk mencari pekerjaan, mereka harus datang dengan visa yang sesuai dan bukan dengan visa kunjungan," kata konsulat India di Dubai, Neeraj Agrawal.

Pihak berwenang di UEA dan pejabat kedutaan India akhirnya mendengar kabar tersebut dan menyelamatkan mereka. Kasus ini juga memicu peringatan dari konsulat di Dubai bahwa pencari kerja tidak boleh datang dengan visa kunjungan. Pekerja harus menggunakan saluran yang tepat sehingga tidak dimanfaatkan oleh agen-agen perekrutan pekerja bodong.

Kasus ini terungkap melalui media India setelah penderitaan mereka diangkat oleh Amjed Khan, seorang juru kampanye sosial, yang men-tweet salinan visa kunjungan perempuan dan menandai menteri urusan luar negeri India, Subrahmanyam Jaishankar.

"Kami telah menemukan para perempuan ini dan sedang mengatur penginapan mereka," jawab akun konsuler resmi India di Dubai pada Sabtu.

Tujuh dari 12 wanita mengajukan pengaduan polisi dan penyelidikan sedang berlangsung. Mereka akan dipulangkan setelah memiliki dokumen perjalanan, paspor, dan mengikuti tes Covid-19.

Agrawal mengatakan kasus ini telah diajukan di India terhadap agen yang mengirim perempuan dari Hyderabad ke UEA. “Pemerintah negara bagian mengajukan kasus terhadap laki-laki itu. Dia adalah penipu dan pelaku utama yang mengirim gadis-gadis dari Hyderabad dan mengatakan mereka akan mendapatkan pekerjaan yang bagus di Dubai,” kata Agrawal.

Agrawal juga meminta mereka menelepon 800 46342 atau menghubungi konsulat di nomor saluran bantuan yang tersedia online. "Kami di sini untuk membantu orang yang tertekan dalam kesulitan. Mereka adalah tanggung jawab kami dan konsulat akan memberi mereka semua dukungan yang memungkinkan," tambahnya.

Pejabat India juga berterima kasih kepada pihak berwenang di Ajman atas bantuan yang telah diberikan. Pada Senin (14/12), UEA mengumumkan pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk memantau kasus hak asasi manusia dan membuat kebijakan. "Komisi ini akan bekerja dengan badan-badan lokal dan internasional untuk melestarikan tingkat peradaban yang telah kita capai di negara ini," kata Sheikh Mohammed bin Rashid, Wakil Presiden dan Penguasa Dubai.

Perempuan, anak-anak, buruh, orang tua, dan orang-orang yang rentan memiliki hak-hak yang harus dijaga. Kewenangan itu akan memajukan upaya negara dalam memberikan perlindungan hak asasi manusia.

Menteri Luar Negeri dan ketua Komite Nasional Hak Asasi Manusia Anwar Gargash mengatakan negaranya telah memiliki pengalaman 14 tahun dalam menangani perdagangan manusia. “Kami terkadang melihatnya naik dan terkadang kami melihatnya turun,” katanya.

Lebih dari 40 orang diselundupkan ke UEA tahun lalu, menurut laporan perdagangan manusia tahunan negara itu.

https://www.thenationalnews.com/uae/courts/twelve-indian-women-rescued-in-the-uae-after-being-duped-by-recruitment-agents-1.1129105

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement