Ahad 20 Dec 2020 00:20 WIB

Tak Kutuk Ikhwanul Muslimin 100 Imam Saudi Dipecat

Imam dan pengkhotbah gagal mengutuk Ikhwanul Muslimin seperti yang diperintahkan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Bendera Arab Saudi.
Foto: AP/Cliff Owen
Bendera Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Sebanyak 100 imam dan pengkhotbah dipecat oleh pemerintah Arab Saudi. Alasannya, para imam dan pengkhotbah telah gagal mengutuk Ikhwanul Muslimin seperti yang diperintahkan.

Laporan surat kabar Al-Watan menyatakan, Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan mengeluarkan instruksi kepada semua imam dan penceramah untuk mengkritik Ikhwanul Muslimin. Pemerintah memerintahkan agar mereka menyalahkan Ikhwanul Muslimin karena menyebabkan perbedaan dan perpecahan dalam masyarakat.

Bulan lalu, Kementerian itu mengharuskan para pengkhotbah untuk mendedikasikan khotbah Jumat mendukung pernyataan Dewan Cendekiawan Senior Saudi. Pernyataaan itu menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris yang tidak mewakili ajaran Islam dan hanya melayani kebutuhan kelompoknya saja.

Arab Saudi secara resmi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada 2014 dan melarangnya di negara itu. Padahal, pada 1950-an, Saudi memberi perlindungan bagi ribuan aktivis Ikhwan yang menghadapi penjara dan penindasan di Mesir, Suriah, dan tempat lain.

 

Keretakan hubungan terjadi setelah invasi Irak tahun 1990 ke Kuwait dan keterlibatan Saudi dalam invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2003 ke Irak. Kelompok itu secara terbuka mengkritik kehadiran militer AS di kerajaan dan afiliasinya mencari reformasi politik.

Pihak berwenang menyalahkan gerakan tersebut karena menyebarkan perbedaan pendapat. Baru 2002, Menteri Dalam Negeri Saudi saat itu mengatakan, Ikhwanul Muslimin adalah sumber semua kejahatan di kerajaan.

Pada 2013, Saudi mendukung kudeta militer di Mesir yang membuat Menteri Pertahanan Abdel Fattah Al-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Morsi. Morsi pemimpin terpilih secara demokratis pertama di negara itu yang berasal dari Ikhwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement