Kamis 31 Dec 2020 12:38 WIB

Jalan Panjang Lahirnya Bank Syariah Indonesia

Bank Syariah Indonesia akan memiliki aset Rp 214,6 triliun dan modal inti Rp 20 T.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
(dari kiri) Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi dan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari berbincang usai Penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Selasa (20/10/2020). PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah telah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi dan strategi bisnis bank hasil penggabungan yang merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik negara.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
(dari kiri) Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk Ngatari, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi dan Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari berbincang usai Penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah di Jakarta, Selasa (20/10/2020). PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah telah mempublikasikan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang mencakup penjelasan mengenai visi, misi dan strategi bisnis bank hasil penggabungan yang merupakan bagian dari tahapan rencana penggabungan ketiga bank syariah milik negara.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan resmi dilahirkan pada 1 Februari 2021. Perjalanan pendirian bank syariahini tidaklah sebentar. Mulai dari inisiasi hingga proses penggabungan tiga bank anak usaha Bank BUMN, butuh waktu setidaknya hampir 10 tahun.

Rencana mendirikan bank syariah skala besar yang bisa bersaing dengan jejeran bank nasional sudah tertuang dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia yang diluncurkan pada Desember 2015. Rencana tersebut kemudian berlanjut dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2019-2024.

Proses rancangan Masterplan tersebut setidaknya memakan waktu hingga tiga tahunan. Penguatan bank syariah menjadi salah satu agenda utama. Bank harus bisa menyamai bank-bank BUKU IV yang sudah eksis, bisa mengelola APBN, hingga menjadi bank operasional untuk gaji-gaji ASN.

Sejak 2015, wacana ini hanya bergulir tanpa kejelasan realisasi. Hingga pada Maret 2020, Menteri BUMN Erick Thohir secara mengejutkan menunjuk Hery Gunardi, yang saat itu menjadi Wakil Direktur Bank Mandiri, sebagai Ketua Project Management Office merger tiga bank syariah milik BUMN.

Penunjukkan Hery bukan tanpa alasan. Ia punya latar belakang dan pengalaman mengawal proses merger saat pembentukan Bank Mandiri pada tahun 1998-1999 silam.

“Saya ditunjuk sejak bulan Maret, saat itu masih bisa disambi, tapi kemudian berbagai proses yang banyak jadi tidak bisa disambi lagi,” katanya dalam suatu kesempatan diskusi virtual.

Hery kemudian menjabat posisi Direktur Utama PT Bank Mandiri Syariah menggantikan Tony EB Subari yang ditunjuk sebagai Direktur Operasional di perusahaan induk, Bank Mandiri. Hery resmi akan menjadi Presiden Direktur Utama Bank Syariah Indonesia setelah penunjukkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BRI Syariah pada 15 Desember 2020.

BRI Syariah menjadi perusahaan cangkang yang menerima penggabungan dua bank lain, Mandiri Syariah dan BNI Syariah, karena statusnya yang merupakan perusahaan terbuka. BSI nanti akan menjadi perusahaan publik dengan kode emiten BRIS meski porsi saham public menyusut jadi 4,4 persen.

Tahun 2020, semua proses penggabungan dikebut. Direktur BRIsyariah, Ngatari yang akan jadi Wakil Presiden Direktur BSI menjanjikan semua sarana pelayanan akan beroperasi normal seperti biasanya. Masing-masing perusahaan juga masih menjalankan bisnis sesuai RBB 2020.

Sehingga sejumlah program dan acara masing-masing masih berjalan. Proses integrasi akan dilakukan pada 1 Februari 2021 saat legal merger. Nasabah tiga bank disebut tidak akan merasakan banyak perubahan kecuali dari sisi tampilan.

“Tentu nanti akan ada perubahan atmosfer, kami redesain kembali menjadi lebih inklusif, produk-produk dipilih yang terbaik,” kata Hery.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement