Selasa 05 Jan 2021 10:00 WIB

Ini Sosok yang Bantu Akhiri Perselisihan Qatar-Arab

Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner ditugaskan untuk menangani perselisihan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Penasihat Gedung Putih sekaligus menantu Presiden AS Donald Trump Jared Kushner. Kushner menginisiasi konferensi di Bahrain untuk membicarakan upaya mengangkat ekonomi negara-negara di Timur Tengah melalui investasi global.
Foto: AP Photo/Susan Walsh
Penasihat Gedung Putih sekaligus menantu Presiden AS Donald Trump Jared Kushner. Kushner menginisiasi konferensi di Bahrain untuk membicarakan upaya mengangkat ekonomi negara-negara di Timur Tengah melalui investasi global.

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner ditugaskan untuk menangani perselisihan Qatar dan Arab Saudi serta tiga negara Arab lainnya oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ditangannya, perselisihan tiga tahun tersebut mencapai terobosan baru.

Pejabat pemerintahan Trump menyatakan, kesepakatan yang bertujuan untuk mengakhiri keretakan itu akan ditandatangani di Arab Saudi pada Selasa (5/1). Perkembangan tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian kesepakatan Timur Tengah yang dicari oleh Washington yang bertujuan untuk membangun front persatuan melawan Iran.

Menteri Luar Negeri Kuwait, Ahmad Nasser al-Sabah, sebagai bagian dari kesepakatan, Arab Saudi akan membuka kembali wilayah udara dan perbatasan darat dan lautnya ke Qatar mulai Senin (4/1). Kantor berita Saudi SPA, mengutip penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengatakan pertemuan tahunan para pemimpin Teluk akan menyatukan jajaran Teluk dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan itu.

Penguasa Qatar, Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, akan hadir, dalam pertemuan KTT Teluk Arab di Arab Saudi pada Selasa. Pejabat AS itu mengatakan putra mahkota Saudi dan emir Qatar akan menandatangani kesepakatan itu pda momen tersebut. Kushner, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz dan Brian Hook, penasihat khusus Departemen Luar Negeri, terbang ke kota al-Ula di Arab Saudi untuk menghadiri upacara tersebut.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir telah memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan, dan perjalanan di Qatar sejak pertengahan 2017 dengan tuduhan mendukung terorisme. Qatar membantahnya dan mengatakan embargo itu bertujuan untuk merusak kedaulatannya.

Sementara Arab Saudi mengungkapkan bermaksud untuk mencabut blokade, tiga negara lainnya tidak segera melakukannya. Namun, pejabat pemerintahan AS berharap ketiga negara akan bergabung dalam mencabut blokade. Berdasarkan perjanjian yang muncul, Qatar akan menangguhkan tuntutan hukum terkait blokade tersebut.

"Ini hanya terobosan besar. Blokade akan dicabut. Ini akan memungkinkan perjalanan antar negara serta barang. Ini akan mengarah pada lebih banyak stabilitas di kawasan,"  kata pejabat AS itu.

Semua negara yang terlibat dalam kesepakatan itu adalah sekutu AS. Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di kawasan itu, Bahrain adalah rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS, dan Arab Saudi serta UEA menampung pasukan AS.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin, bahwa mereka menyambut baik langkah Arab Saudi dan menyebutnya sebagai langkah penting untuk menyelesaikan perselisihan.

“Harapan kami adalah bahwa perselisihan ini mencapai resolusi yang komprehensif dan bertahan lama berdasarkan rasa saling menghormati kedaulatan negara dan sanksi lain terhadap rakyat Qatar dicabut secepat mungkin,” katanya menambahkan bahwa Turki mendukung semua upaya untuk membawa stabilitas di kawasan Teluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement