Sabtu 23 Jan 2021 02:00 WIB

Pulse Alkhobar, Upaya Saudi Lepas Ketergantungan dari Minyak

Upaya Saudi Lepas Ketergantungan dari Minyak, Pulse Alkhobar.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Muhammad Hafil
Pulse Alkhobar, Upaya Saudi Lepas Ketergantungan dari Minyak. Foto udara instalasi minyak Arab Saudi
Foto: VOA
Pulse Alkhobar, Upaya Saudi Lepas Ketergantungan dari Minyak. Foto udara instalasi minyak Arab Saudi

IHRAM.CO.ID,RIYADH — Fase pertama proyek Pulse Alkhobar yang terletak di Provinsi Timur, Arab Saudi diluncurkan. Ini merupakan bagian dari rencana pengembangan pusat budaya terintegrasi di jantung kota. Pembangunan Pulse Alkhobar ini juga akan mentransformasi kancah seni Provinsi Timur yang terletak di tepi Teluk Persia.

Proyek ini disebut-sebut sebagai panggilan dari para pakar arsitektur, aktivis media sosial, dan seniman untuk berkolaborasi di berbagai sektor guna memperkuat dampak budaya provinsi.

Baca Juga

Menteri Kebudayaan Arab Saudi, Pangeran Badr bin Abudllah bin Farhan, menuturkan, proyek tersebut akan berpusat di situs pasar lama kota. Pelaksana Tugas Menteri Urusan Kota dan Pedesaan Majid Al-Hogail, mengatakan, proyek tersebut akan membangun tujuan artistik dan warisan.

Pulse Alkhobar digadang-gadang akan meningkatkan kehidupan penduduk Provinsi Alkhobar serta pengunjung ke Provinsi Timur. “Proyek ini akan membantu mendefinisikan budaya daerah dan meningkatkan posisinya sebagai tujuan wisata,” kata Majid Al-Hogail, dilansir dari situs Arabnews, Jumat (22/1).

Sementara itu, Abdulhadi Al-Shammari, Kepala Provinsi Timur, menyebut bahwa proyek baru itu juga akan meningkatkan layanan di fasilitas kota, sembari melestarikan warisan dan budaya Saudi. Selain memutar roda perekonomian kota, proyek tersebut juga akan memberi pertumbuhan berkelanjutan serta peningkatan kualitas hidup.

“Ini akan menciptakan peluang investasi baru bagi swasta, dan mendorong usaha kecil dan menengah, yang memiliki dampak sosial yang sangat baik dan efektif,” ujarnya.

Adapun, tempat yang akan dijadikan daya tarik wisata tersebut juga sejalan dengan kesepakatan dari Visi Saudi 2030 yang ingin lepas dari ketergantungan pada sektor minyak. Anggota Dewan Qatif Muncipal, Arafat Al-Majed, menuturkan, perjanjian itu akan meningkatkan minat pada warisan budaya, bangunan, kota berikut sejarahnya.

"Perjanjian tersebut akan meningkatkan minat pada warisan budaya dan bangunan serta kota yang sejarahnya yang mendalam dan kuno harus dibawa ke dunia untuk dilihat dan dinikmati," kata dia.

“Perjanjian tersebut juga akan meningkatkan lanskap perkotaan,” tambahnya.

Dia mengatakan bahwa komite gabungan harus memiliki cabang di kotamadya di sekitar kerajaan untuk menjelaskan situs warisan yang dapat dimasukkan dalam UNESCO. Al-Majed menyebut proyek itu akan memperkenalkan warisan kuno provinsi kepada generasi sekarang dengan cara yang mendorong peluang investasi.

“Tidak ada yang dapat menyangkal fakta bahwa beberapa kotamadya masih ragu-ragu tentang apa yang harus dilakukan dengan bangunan dan kota bersejarah karena beberapa di antaranya ditinggalkan atau akan runtuh. Kota-kota ini ingin menghancurkannya. Tapi inilah khazanah sejarah yang harus dijaga dan diinvestasikan untuk menjadi penggerak ekonomi yang penting, dan sumber seni dan budaya, ” tambahnya.

Maysoon Abu Baker, seorang penyair dan kolumnis Saudi, mengatakan pemerintah Saudi sangat mementingkan budaya dan warisan.

“Visi Saudi 2030 menekankan pentingnya budaya yang ada di kota-kota tua,” katanya kepada Arab News.

“Seni, budaya, dan heritage menjadi agenda utama dalam membangun kota dan melestarikan budayanya. Dampak budaya penting untuk masa depan Kerajaan dan terkait dengan sejarahnya,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement