Selasa 09 Feb 2021 22:15 WIB

Capaian Wakaf Bergantung Pada Tren Berdonasi Masyarakat

Capaian Wakaf Bergantung Pada Tren Berdonasi Masyarakat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Hafil
Capaian Wakaf Bergantung Pada Tren Berdonasi Masyarakat. Foto: Ilustrasi Wakaf Uang
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capaian Wakaf Bergantung Pada Tren Berdonasi Masyarakat. Foto: Ilustrasi Wakaf Uang

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- CORE Indonesia menyampaikan, membidik potensi pengumpulan wakaf di Indonesia perlu mengikuti tren atau gaya berdonasi masyarakat. Direktur Ekonomi Syariah CORE Indonesia, Ebi Junaidi mengatakan CORE melakukan studi terhadap hal-hal yang mempengaruhi seseorang mau berwakaf.

"Yang paling utama dan berpengaruh signifikan adalah preferensi institusi sosialnya," katanya dalam diskusi daring CORE Indonesia terkait Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU), Selasa (9/2).

Baca Juga

Menurut studi eksploratif yang melibatkan sekitar 300 orang, responden menyebut akan berwakaf kalau institusi nadzirnya dianggap terpercaya. Semakin terpercaya sebuah institusi maka keinginan wakaf semakin besar.

Selain itu juga keinginan wakaf dipengaruhi oleh pertemanan dan ajakan keluarga. Faktor lainnya adalah pengetahuan terhadap calon penerima manfaat, dan terakhir adalah motivasi agama.

Ebi menambahkan, yang selanjutnya menjadi isu adalah akses terhadap instrumen wakaf. Semakin sulit dijangkau maka keinginan berwakaf semakin kecil. Maka, sangat penting bagi lembaga nadzir untuk memperluas akses penghimpunan.

Tidak hanya bank syariah, tapi juga pada kanal-kanal digital yang selama ini menjadi platform milenial. Ia mencontohkan Kitabisa.com yang juga sudah menjadi lembaga nadzir. Ebi mengatakan rekam donasi Kitabisa.com cukup signifikan.

"Dalam waktu empat tahun Kitabisa ini bisa kumpulkan Rp 500 miliar donasi pada 2018, dari tujuh juta donatur untuk sekitar tujuh ribu proyek, ini fantastis," katanya.

Ebi menyampaikan perlunya lembaga wakaf menjadikan ini sebagai referensi. Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya wakaf langsung dimanfaatkan di sektor riil daripada di instrumen keuangan.

Penyaluran pada sektor riil akan membuat efek beruntun yang lebih besar untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Daripada hanya ditempatkan di instrumen keuangan seperti deposito atau sukuk yang hanya mengharapkan return.

"Penyalurannya akan lebih baik jika pakai model sosial produktif terintegrasi," katanya.

Misal di masa Covid-19 saat ini yang sangat membutuhkan proyek konkrit. Penyaluran di sektor riil juga perlu selektif pada sektor yang sedang dibutuhkan masyarakat. Sehingga manfaat dari wakaf akan lebih besar imbasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement