Ahad 14 Feb 2021 07:15 WIB

Enam Amalan Lahiriah Selama Tawaf Menurut Imam Al-Ghazali

Imam al-ghazali menjelaskan amalan saat tawaf.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Enam Amalan Lahiriah Selama Tawaf Menurut Imam Al-Ghazali. Foto:  Tawaf ifadah di masjidil Haram Mekkah (ilustrasi).
Foto: dok Republika
Enam Amalan Lahiriah Selama Tawaf Menurut Imam Al-Ghazali. Foto: Tawaf ifadah di masjidil Haram Mekkah (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Imam Al-Ghazali mengingatkan jamaah memperhatikan setiap amalan ketika menjalankan ibadah haji atau umrah di antaranya tawaf. Menurutnya ada enam amalan lahiriah selama tawaf yang perlu diperhatikan jamaah ketika ibadah haji atau umroh.

Pertama, memenuhi semua persyaratan sholat di dalam thawaf, karena tawaf sama halnya dengan salat. Hanya bedanya, seseorang diperbolehkan berbicara ketika tawaf.

Baca Juga

"Hendaklah melakukan idhthiba pada permulaan tawaf," kata Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin

Yaitu dengan meletakkan bagian tangan sarung di bawah ketiak, dan menggabungkan kedua ujungnya di atas bahu kiri. Hamaah baru berhenti membaca Talbiyah ketika memulai tawaf dan ganti memperbanyak doa-doa.

Kedua , setelah selesai idhtiba hendaklah memposisikan Baitullah di sebelah kiri dan berdirilah di dekat hajar aswad kemudian bergeser sedikit agar Hajar Aswad tepat di depannya, lalu membuat jarak sekitar tiga langkah antara dirinya dan Baitullah, supaya berada dekat dengannya.

"Inilah yang lebih utama untuk dilakukan supaya ya tidak melakukan tawaf di atas Syadzarwan karena termasuk bagian dari Baitullah," katanya.

Syadazarwan adalah dinding yang mengelilingi Ka'bah dan berada di atas fondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim AS.

Imam Ghazali mengatakan, di dekat Hajar Aswad, terkadang Syadzarwan bersambung dengan lantai dan tidak terlihat jelas. Orang yang tawaf di atasnya tidak akan sah tawafnya. Sebab dia tawaf di dalam Baitullah. 

"Kemudian di berdiri itulah, tawaf dimulai," katanya.

Ketiga sebelum melewati Hajar Aswad, bahkan sejak awal tawaf, hendaknya membaca yang artinya.

"Dengan menyebut nama Allah dan Allah maha besar. Ya Allah aku sungguh beriman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, memenuhi janji-Mu dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad yang semoga shalawat dan salam tercurah padanya."

Barulah kata Imam Ghazali kemudian melakukan tawaf. Dari sejak pertama melewati Hajar Aswad sampai berakhir di pintu Baitullah hendaknya membaca.

"Ya Allah rumah ini adalah rumahmu."

Keempat berlari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan tenang pada empat putaran terakhir. Menyentuh dan mencium Hajar Aswad dan rukun yamani disunnahkan pada setiap putaran.

Kelima, setelah thawaf tujuh kali putaran, hendaknya langsung bergegas menuju Multazam yang terletak di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah. Multazam merupakan tempat mustajab untuk berdoa

Hendaknya bergelayut pada tirai Ka'bah menempelkan pipi kanan di atasnya lalu membentangkan kedua lengan dan kedua telapak tangan di atas sambil membaca :

"Ya Allah Tuhan pemilik rumah kemerdekaan, bebaskanlah leherku dari api neraka, lindungilah aku dari setan yang terkutuk, lidungilah aku dari setiap keburukan, jadikanlah aku merasa cukup dengan apa pun yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan berilah aku keberkahan dalam segala yang telah engkau berikan padaku. Ya Allah sesungguhnya rumah ini adalah rumahmu hamba ini adalah hamba-Mu, Dan inilah tempat bagi orang yang berlindung kepada-Mu dari api neraka

 Ya Allah jadikanlah aku termasuk yang paling mulia diantara utusan-utusan yang datang kepadamu."

"Kemudian banyak memuji Allah dan bershalawat untuk Nabi Muammad SAW dan semua Rasul," katanya.

Setelah itu, sesudah semuanya selesai, salat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al Kafirun dan hari kedua membaca surat al-ikhlas, itulah dua dua rakaat salat tawaf. 

Imam Az Zuhri mengatakan, "Dalam sunnah berlaku salat dua rakaat bagi setiap tuju kali putaran tawaf," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement