Kamis 04 Mar 2021 13:33 WIB

Deflasi Sumbar Karena Penurunan Harga Cabai, Ikan, Telur

Deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau punya andil cukup besar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Harga cabai yang mulai turun, menjadi salah satu penyumbang deflasi di Padang.  Pedagang sayur menyortir cabai merah (ilustrasi)
Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA
Harga cabai yang mulai turun, menjadi salah satu penyumbang deflasi di Padang. Pedagang sayur menyortir cabai merah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan deflasi sebesar 0,38 persen pada periode Februari 2021 lalu disebabkan deflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,40 persen (mtm).

Deflasi pada kelompok ini disebabkan oleh penurunan harga komoditas cabai merah, ikan gembolo atau ikan aso-aso, telur ayam ras dan petai. "Dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,29 persen, 0,04 persen, 0,04 persen dan 0,03 (mtm)," kata Wahyu.

Baca Juga

Wahyu menjelaskan penurunan harga komoditas cabai merah terutama didorong oleh mulai normalnya permintaan masyarakat dibandingkan periode akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021 yang cenderung tinggi. Karena selama Februari lalu pasokan cabai merah cukup melimpah dari hasil panen lokal pada sentra produksi di Kabupaten Agam, Solok, Lima Puluh Kota, Solok Selatan dan Pesisir Selatan.

Kemudian komoditas telur ayam ras mencatat deflasi yang disebabkan oleh melimpahnya pasokan di masyarakat. Sementara itu penurunan harga ikan gembolo atau ikan aso-aso dan petai didukung oleh kecukupan pasokan di masyarakat dan permintaan yang tercatat stabil.

Kelompok lain yang turut menyumbang deflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil deflasi sebesar -0,03 persen (mtm). Deflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan dengan andil sebesar 0,04 persen (mtm). Penurunan harga emas perhiasan sejalan dengan harga komoditas emas global yang mengalami tren penurunan harga di tengah sentimen positif terhadap vaksinasi di beberapa negara sehingga turut mendorong optimisme investor pada pemulihan ekonomi global.

Deflasi pada Februari 2021 lebih lanjut tertahan oleh inflasi pada kelompok transportasi dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm) dan 0,02 persen (mtm).

Inflasi pada kelompok transportasi didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara oleh maskapai dengan andil sebesar 0,03 persen (mtm) akibat belum diputuskannya oleh Pemerintah mengenai kelanjutan pemberian subsidi pembebasan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) untuk maskapai pada tahun 2021.

Sementara itu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya mengalami inflasi yang disumbang oleh kenaikan biaya kontrak rumah dengan andil 0,02 persen (mtm). Kenaikan biaya kontrak rumah disebabkan oleh perbaikan pada harga properti residensial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement